FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Dari Kwajalein Sampai Eniwetok (Kepulauan MARSHALL) Utf-8BaGVsbG8tMDAxLmpwZwJoin us bro & sis di FS Forum Brotherhood untuk Fun,Friendship,Chat,Ask,Share Tips,Tricks,Trouble,Problem,Solusi Mengenai semua hal Anything/Everything untuk kamu2 semua...Welcome bro...Please Joint Us at This Forum Brotherhood Community...
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Dari Kwajalein Sampai Eniwetok (Kepulauan MARSHALL) Utf-8BaGVsbG8tMDAxLmpwZwJoin us bro & sis di FS Forum Brotherhood untuk Fun,Friendship,Chat,Ask,Share Tips,Tricks,Trouble,Problem,Solusi Mengenai semua hal Anything/Everything untuk kamu2 semua...Welcome bro...Please Joint Us at This Forum Brotherhood Community...
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood

FS Forum Net Brotherhood,Share,Ask,Tips,Trick,Solution,Lifestyle,Health,Bussines,Gadget,Phone,Otomotif,Sport,Friendship,Networking,Fun,Friendship,Chat, Sport,Jokes,Ask,Internet,Repair,Assesories,Spare parts,Trade,
 
IndeksFunStation PortPencarianLatest imagesPendaftaranLogin
untuk semua Sobat.Kami Mengundang Para Tamu, sekiranya berkenan para Sobat mari bergabung menjadi bagian dari FS Forum Brotherhood ---- Mari kita saling Ask & Share Solusi dan menambah Wawasan kita2 semua Thanks Alot Salam kenal - Admin FS Forum

 

 Dari Kwajalein Sampai Eniwetok (Kepulauan MARSHALL)

Go down 
PengirimMessage
Lygatto
Vice Admin
Vice Admin
Lygatto


Jumlah posting : 474
Score : 1007
Reputasi : 0
Join date : 26.06.11
Lokasi : Beverlly Hills

Karakter
Table: 1

Dari Kwajalein Sampai Eniwetok (Kepulauan MARSHALL) Empty
PostSubyek: Dari Kwajalein Sampai Eniwetok (Kepulauan MARSHALL)   Dari Kwajalein Sampai Eniwetok (Kepulauan MARSHALL) Icon_minitimeFri 20 Apr - 1:42:10

Dari Kwajalein Sampai Eniwetok (Kepulauan MARSHALL)

Berhasil merebut dua posisi kuat Jepang di Atol Tarawa dan Makin, di
Kepulauan Gilbert pada November1943, AS kemudian mengarahkan sasaran
berikutnya yaitu Kepulauan Marshall. Sejak menguasainya semasa PD I,
Jepang telah menjadikan kepulauan ini sebagai pangkalan udara dan laut
yang panting di Pasifik Tengah. Pangkalan ini dibangun di Kwajalein,
yang meru­pakan atol terbesar di dunia. Kepulauan Marshall sendiri
terletak sekitar 850 km barat laut Gilbert.



[You must be registered and logged in to see this link.]
Seusai mengua­sai Tarawa, Nimitz dan stafnya langsung merancang
invasi terhadap Kepu­lauan Marshall. Mereka ingat betul betapa pesawat
pengebom Jepang yang berpangkalan di Atol Kwajalein, telah menghancurkan
posisi Amerika di Pulau Wake dan lain-lainnya semasa’awal Perang
Pasifik. Akhirnya keluar keputusan bahwa serbuan akan dilancarkan mulai
akhir Januari 1944. Sasaran utamanya adalah Kwajalein de­ngan pangkalan
utamanya di Pulau Roi dan Namur, yang sebet­ulnya merupakan satu pulau
tetapi seperti terpisah dan ditautkan oleh sepotong pantai pasir yang
panjang.

Dari pengalaman dan pelajaran yang
diperoleh dalam serbuan terhadap Tarawa, maka bombar­demen udara maupun
laut akan dilakukan lebih hebat dan lebih lama. Dalam serbuan terhadap
Marshall, bombardemen ke darat akan terus dilancarkan sampai pasukan
tinggal sekian puluh me­ter dari bibir pantai. Pada saat itu, pesawat
akan melepas peluru sinar sebagai isyarat agar kapal-kapal perang
menghentikan tembakan meriamnya ke pantai. Namun pesawat terbang tetap
melan­jutkan operasinya, dengan tents menembakkan roket dan senapan
mesin untuk memaksa pasukan Jepang yang masih hidup tetap berlindung,
sehingga tidak dapat menyerang pasukan yang tengah mendarat di pantai.

Selain itu kapal pendarat LCI (Landing Craft, Infantry) yang
mampu mendekat hingga garis pantai, dikonversi agar mampu meluncurkan
roket-roket kaliber 4,5 inci. Kendaraan pendarat jenis Amtrac (amphibian tractor) juga ditambah persenjataannya sehingga masing-masing memiliki sepucuk meriam 37 mm dan lima senapan mesin. Dengan demikian Amtrac bukan hanya berfungsi sebagai kendaraan amfibi pendarat pasukan di pantai, namun juga untuk bertempur di darat

Rencana menginvasi Marshall merupakan langkah logis. Karena tak
mungkin AS menguasai kepulauan ini manakala Gilbert termasuk Tarawa dan
Makin belum direbut lebih dulu. Pihak Jepang pun juga berpikiran serupa.
Mereka telah mengantisipasi bahwa Marshall akan jadi sasaran berikut
sesudah Gilbert. Tetapi mengingat luasnya Kepulauan Marshall, maka
Jepang kesulitan menebak atol mana dari 29 atol di Marshall yang akan
jadi sasaran pertama musuh. Hal inilah yang mengakibatkan Jepang
terpaksa memencarkan kekuatannya ke seantero kepulauannya tersebut,
sebagaimana diakui oleh para perwiranya yang tertawan dan diinterogasi
kemudian.

Di pihak lain, para perencana Amerika sendiri juga mengalami
kesulitan menentukan sasaran per­tama invasi mereka terhadap Mar­shall
yang luasnya hampir 500.000 mil persegi. Laksamana Raymond Spruance
sebagai panglima ar­mada dan kedua komandan satuan amfibinya, Laksamana
Richmond Turner dan Jenderal Holland M. Smith merekomendasikan ke­pada
Nimitz agar sasaran awalnya adalah Atol Maloelap dan Wotje yang terletak
di Marshall bagian timur, sebelum mengarah ke sasaran utama Kwajalein.
Tetapi Laksamana Nimitz tidak sependa­pat. Berdasar keberhasilan operasi
terhadap Kepulauan Gilbert, is memutuskan untuk melewati saja atau mem-by-pass atol dan pulau­pulau di timur, dan langsung ke Atol Kwajalein di tengah Kepu­lauan Marshall.

“Flintlock” dan “Catchoole”

Nimitz menyetujui serbuan terhadap Marshall dilakukan dalam dua
tahap. Setelah merebut dan menguasai Atol Kwajalein dengan “Operasi
Flintlock”, maka akan disusul tahap kedua untuk merebut Atol Eniwetok
yang ber­sandikan “Operation Catchpole”. Untuk mencegah Armada Gabu­ngan
Jepang mengintervensi kedua operasinya di Marshall, maka Nimitz
memerintahkan sera­ngan oleh armada kapal induknya terhadap pangkalan
udara dan laut Jepang di Truk, yang termasuk gugusan Kepulauan
Carolines.
[You must be registered and logged in to see this link.]
Untuk menyerbu Atjalein, satu divisi Angkatan Darat Amerika disiapkan
merebut Pulau Kwajalein, sedangkan 4th Marine Division yang baru
dibentuk, diserahi untuk menguasai pulau kembar Roi dan Namur. Divisi
ini praktis masih hijau, karena walau terlatih baik, mereka belum punya
pengalaman tempur. Satu resimen AD juga akan didaratkan di Atol Majuro
yang tidal( begitu dijaga oleh Jepang. Ini merupakan tem­pat kapal
perang Jepang biasa lego jangkar. Jauh hari sebelum invasi dilakukan,
maka sejak Desember 1943 Amerika telah mengirim pesawatnya yang
berpangkalan di Gilbert maupun kapal induk untuk menyerang pangkalan
Jepang di Kepulauan Marshall.

Ketika itu intelijen AS belum menyadari bahwa Jepang telah mengubah
strateginya dengan memundurkan garis pertahanan­nya, sehingga Marshall
berada di luar penugasan Armada Gabungan Jepang untuk melawan pendaratan
musuh. Armada ini hanya akan digunakan manakala garis per­tahanan-dalam
yang melindungi langsung Kepulauan Jepang mulai terancam.
Dimundurkannya garis pertahanan ini sebagai akibat dari hilangnya begitu
banyak kapal maupun pesawat AL Jepang di Pasifik. Karena belum
mengetahui perubahan strategi Jepang itu, maka Laksamana Spruance pun
tetap berhati-hati dan waspada terhadap kemungkinan turunnya Armada
Gabungan Jepang untuk menyerang armadanya.

Intelijen Amerika mem­perkirakan pertahanan terkuat Jepang berada di
Roi dan Namur. Mereka bahkan menduga mung­kin lebih kuat dibandingkan
pertahanan Jepang di Betio, yang membuat Marinir Amerika harus
bermandikan darah tatkala me-rebut Tarawa. Perhitungan intel­ijen
tersebut terbukti meleset. Roi dan Namur ternyata hanya diper­tahankan
oleh sekitar 1.800 hingga 2.400 pasukan Jepang, dan mereka ini pun
kurang dilengkapi dengan kubu perbentengan sebagaimana yang terdapat di
Tarawa.

Wilayah Jepang

Pengeboman hebat terhadap pertahanan Jepang di Kwajalein dilakukan
terus-menerus dari udara dan laut selama satu minggu menjelang
pendaratan. Namun invasi dengan sandi “Operation Flintlock” yang semula
dirancang pada 29 Januari, diundurkan dua hari menjadi 31 Januari 1944.
Fajar hari itu, pasukan Marinir yang diangkut 10th Amtrac Bat­talion
menyerang lima pulau kecil di lepas pantai Roi dan Namur. Mereka dengan
cepat mengua­sainya dan menyiapkan meriam­meriam yang mampu menjangkau
pertahanan Jepang di Roi dan Na­mur. Pendaratan pertama pagi itu terjadi
di pulau kecil Ennuebing pukul 09.52 oleh sekompi Marinir,
[You must be registered and logged in to see this link.]
yang merupakan kesatuan pertama Amerika yang menjejakkan kaki di
wilayah yang sudah dikuasai Jepang sejak sebelum Perang Pasifik pecah.
Jepang memperoleh mandat menguasai Kepulauan Marshall dari Liga
Bangsa-Bangsa seusai PD I. Sebelumnya wilayah di Pasifik Tengah ini
merupakan wilayah protektorat Jerman.

Elemen Marinir lainnya juga menguasai dengan cepat Pulau Mellu. Di
pulau yang sudah luluh lantak ini, pasukan Marinir men­emukan 30 mayat
tentara Jepang yang tewas akibat bombardemen prapendaratan, serta
menawan lima lainnya yang masih hidup. Setelah menduduki pulau-pulau
tepian Atol Kwajalein, maka Marinir menyiapkan artileri yang semuanya
diarahkan ke Pulau Namur dan Roi. Dalam operasi pendaratan yang relatif
mudah tersebut, pihak Marinir hanya menderita seorang anggotanya
terluka. Itu pun karena terkena tembakan dari pihaknya sendiri.

Serbuan terhadap sasaran uta­ma Roi dan Namur agak tersen­dat.
Serangan ini direncanakan dengan menggunakan kapal-kapal pendarat LST
yang menampung pemindahan pasukan dari kapal­kapal transpor pada malam
hari. Paginya LST akan mendekati bibir pantai dan memuntahkan Amtrac yang mendaratkan pasukan di pantai. Kesulitan muncul tatkala batalion Amtrac setelah
men­daratkan Marinir dan meriam mereka di lima pulau di dekat Roi dan
Namur, baru tiba kembali ke tempat berkumpulnya kapal LST setelah hari
mulai gelap. Amtrac kesulitan menemukan LST masing-masing,
padahal mereka memerlukan pengisian bahan bakar lagi. Celakanya,
sejumlah komandan LST malah mempersu­lit dengan menampik Amtrac yang bukan bagian dari kapalnya.

Sebagai akibatnya, timbul kekacauan sehingga banyak Amtrac yang
kehausan bahan bakar untuk operasi pendaratan selanjutnya, terutama
untuk mengangkut pasukan dari 24th Marine Battalion ke pantai Namur.
Keadaan ini ditambah lagi dengan banyaknya waktu yang terbuang gara-gara
kesulitan pemindahan 4th Amtrac Battalion ke dek untuk tank di sebuah
LST yang akan mendaratkan 23rd Marine Battal­ion di Roi. Dampak dari
semua ini adalah terundurnya waktu operasi pendaratan, sementara
bombarde­men dari udara maupun laut tetap dimulai tepat waktu.

Kesulitan tata kelola opera­si pendaratan ini memang tak terbayangkan
sebelumnya. Tak kurang dari 24 traktor pendarat dari 10th Amtrac
Battalion pun tak dapat dilacak keberadaannya. Meskipun kemudian
sejumlah Amtrak tambahan dapat di­manfaatkan tetapi jumlahnya
tidak mencukupi. Pasukan yang dapat diangkut hanya duapertiga dari
kekuatan yang seharusnya. Pasukan 23rd Marine akhirnya siap
diberangkatkan pada pukul 11.00, tetapi perintah berangkat tertunda
beberapa waktu untuk menunggu rampungnya pemunggahan 24th Marine
Battalion ke Amtrac mereka.
Kembali Ke Atas Go down
 
Dari Kwajalein Sampai Eniwetok (Kepulauan MARSHALL)
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Pendaratan di Roi-Namur (Kepulauan Marshall)
» Dari Kairo Sampai Pemaksaan Penyatuan
» " Tudung Saji Murah Meriah dari Kecil sampai Besar "
» Selamat Hari Raya Idul Fitri...dari dan kepada Sobat2 muslim dari FS Forumers Brotherhood
» Marshall, Dulu dan Sekarang

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood :: Story,& History,Misteri , Figure, Fenomena :: Fakta & Sejarah (Non Fiksi Only)-
Navigasi: