FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Pendaratan di Roi-Namur (Kepulauan Marshall) Utf-8BaGVsbG8tMDAxLmpwZwJoin us bro & sis di FS Forum Brotherhood untuk Fun,Friendship,Chat,Ask,Share Tips,Tricks,Trouble,Problem,Solusi Mengenai semua hal Anything/Everything untuk kamu2 semua...Welcome bro...Please Joint Us at This Forum Brotherhood Community...
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Pendaratan di Roi-Namur (Kepulauan Marshall) Utf-8BaGVsbG8tMDAxLmpwZwJoin us bro & sis di FS Forum Brotherhood untuk Fun,Friendship,Chat,Ask,Share Tips,Tricks,Trouble,Problem,Solusi Mengenai semua hal Anything/Everything untuk kamu2 semua...Welcome bro...Please Joint Us at This Forum Brotherhood Community...
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood

FS Forum Net Brotherhood,Share,Ask,Tips,Trick,Solution,Lifestyle,Health,Bussines,Gadget,Phone,Otomotif,Sport,Friendship,Networking,Fun,Friendship,Chat, Sport,Jokes,Ask,Internet,Repair,Assesories,Spare parts,Trade,
 
IndeksFunStation PortPencarianLatest imagesPendaftaranLogin
untuk semua Sobat.Kami Mengundang Para Tamu, sekiranya berkenan para Sobat mari bergabung menjadi bagian dari FS Forum Brotherhood ---- Mari kita saling Ask & Share Solusi dan menambah Wawasan kita2 semua Thanks Alot Salam kenal - Admin FS Forum

 

 Pendaratan di Roi-Namur (Kepulauan Marshall)

Go down 
PengirimMessage
Lygatto
Vice Admin
Vice Admin
Lygatto


Jumlah posting : 474
Score : 1007
Reputasi : 0
Join date : 26.06.11
Lokasi : Beverlly Hills

Karakter
Table: 1

Pendaratan di Roi-Namur (Kepulauan Marshall) Empty
PostSubyek: Pendaratan di Roi-Namur (Kepulauan Marshall)   Pendaratan di Roi-Namur (Kepulauan Marshall) Icon_minitimeFri 20 Apr - 1:39:46

Pendaratan di Roi-Namur (Kepulauan Marshall)

Menjelang bertolaknya Amtrac dari LST masing­masing, hujan turun dan
mengakibatkan serangan udara terhadap pantai Roi dan Namur terancam
dihentikan. Tetapi ternyata pesawat dari kapal induk serta tembakan
kapal pe­rang dan peluncuran roket dari kapal-kapal pendarat, tidak
hirau terhadap hujan. Meriam dan roket kapal tetap menghantam sasaran
hingga menit‑menit terakhir menjelang Amtrac mencapai daratan Roi dan
Namur, sedangkan pesawat terus beraksi melindungi hingga sepatu Marinir
menginjak pasir pantai.




[You must be registered and logged in to see this link.]

Pendaratan di pantai Roi tidak menemui banyak perlawanan dari Jepang.
Selain sebagai akibat bombardemen berhari-hari sebelumnya, ternyata
kekuatan pasukan Jepang tidaklah sebesar yang diperkirakan semula.
Pasukan Marinir dengan cepat mendaratkan tank-tank ringan dan medium
untuk mendukung serbuan ini. Amtrac yang mendaratkan Marinir ke pantai,
juga ikut menerjang masuk ke daratan karena kini telah dipersenjatai
dengan meriam dan senapan mesin.

Sekalipun begitu, pasukan infanteri
Marinir bersikap hati-hati dalam gerak majunya, sehingga sering kali
tank maupun Amtrac yang merangsek maju tidak atau kurang memperoleh
perlindungan infanteri. Sehingga menimbulkan kesan mereka gegabah dan
kurang berkoordinasi. Para perwira pun memang acap kehilangan kontrol
terhadap pasukannya Barulah menjelang sore mereka berhasil mengendalikan
kembali tank-tank mereka yang terlalu jauh meninggalkan satuan
infanterinya. Perlawanan terorganisasi dari pasukan Jepang di kawasan
pantai berhasil dilumpuhkan, sehingga petang hari itu seluruh garis
pantai Roi telah dikuasai Marinir, termasuk memblokir jalan bagi musuh
untuk masuk dari Namur.
[You must be registered and logged in to see this link.]
Jika 23rd Marine Battalion di Roi menghadapi perlawanan relatif
ringan di pantai pendaratan, maka lain halnya dengan 24th Battalion yang
menyerbu Namur. Tank-tank yang didaratkan belum-belum sudah menghadapi
parit-parit antitank di pantai, sehingga mereka tidak dapat maju secepat
seperti direncanakan semula. Mereka tertahan dan hanya dapat membantu
infanteri dengan tembakan meriamnya. Pasukan infanteri yang didaratkan
dalam gelombang pertama pun mengalami kesulitan mengenali tanda-tanda di
kawasan pantai yang sudah mereka pelajari sebelumnya Ini disebabkan
oleh hancur dan berubahnya kondisi serta wajah pantai sebagai akibat
bombardemen dahsyat sebelumnya. Karena itu kemajuan gerak mereka pun
terhambat.

Dua kompi yang daerah sasaran masing-masing sudah ditentukan pun juga
kacau. Mereka tercampur baur di tengah gelapnya kepulan asap
pertempuran. Namun mereka tak peduli dan berusaha maju, sedangkan sisa
246 Battalion baru mendarat setelah Amtrac pendarat tersedia. Begitu
mendarat, mereka pun langsung ikut menjadi pasukan terdepan bersama
Marinir yang telah lebih dulu mendarat dan bertempur. Kemajuan paling
jauh yang mereka capai hanyalah sekitar 50-60 m dari garis pantai.
Mereka terpaku di tempat karena sengitnya perlawanan Jepang.

Pertempuran di Roi lebih gampang dijalankan oleh pasukan penyerbu
yang masih kurang pengalaman itu karena kondisi pulau yang datar,
tanahnya keras dan terbuka. Sebagian besar Roi berupa pangkalan udara
dengan landasan-landasan terbangnya yang membentuk segi tiga. Sedangkan
Namur masih diiputi semak belukar yang lebat, sehingga memudahkan
pasukan Jepang melawan dari tempat persembunyian mereka. Kubu pertahanan
Jepang yang tersembunyi dan sulit ditemukan, dilewati begitu saja oleh
pasukan Marinir terdepan, untuk ditangani oleh pasukan di belakangnya.

Sebuah bungker Jepang yang ditemukan, dikepung dan diledakkan oleh
regu demolisi Marinir. Bungker ini ternyata tempat penyimpanan mesiu dan
torpedo, sehingga meledak dahsyat dan memicu ledakan lagi pada dua
tempat penyimpanan lain di dekatnya. Asap dan debunya menyelimuti pulau
tersebut. “The whole damn island has blown up!” seru seorang pilot yang
menyaksikan dari pesawatnya. Akibat ledakan hebat ini, 20 Marinir tewas
dan lebih dari 100 lainnya terluka. Sebuah lubang seukuran kolam renang
besar menganga di bekas tempat ledakan tadi.

Kwajalein Jatuh

Ledakan yang tidak disangka-sangka dengan korban besar ini sempat
mengacaukan 24th Battalion, sehingga mereka tidak mampu menyamakan gerak
majunya dengan pasukan 23rd Battalion di Roi. Padahal sore hari itu
kedua pasukan seharusnya sudah dapat mengamankan objek serbuan
masing-masing. Pasukan 24th Marine Battalion ini sempat shock, dan
organisasinya pun kacau. Tetapi para perwiranya berusaha sekuatnya untuk
konsolidasi kembali, sehingga dengan dukungan tank-tank medium sore
hari itu mereka mampu bergerak kembali. Panglima divisi yang mendarat di
Namur sore itu, langsung memperoleh laporan perlunya tambahan pasukan.
Ia memerintahkan sepasukan tank dipindahkan dari Roi ke Namur, melewati
`jembatan’ pasir yang menghubungkan kedua pulau ini.
[You must be registered and logged in to see this link.]
Pasukan tank memelopori gerak maju 24th Battalion. Tetapi mereka
kekurangan amunisi sehingga gerakan dihentikan sementara. Senja hari itu
pasukan Marinir berhasil menguasai duapertiga Namur sebelum
berkonsolidasi untuk bergerak lagi esok fajar. Malam itu Jepang
melancarkan serangan-balik, dan memancing Marinir untuk menghamburkan
peluru terhadap sasaran imajiner. Serangan malam Jepang yang lebih
berarti dilakukan fajar hari pada celah antara kedua batalion Marinir.
Pertempuran sengit terjadi. Tank-tank Marinir ikut menahan serangan yang
dilakukan secara fanatik. Prajurit Jepang dengan granat tangan
menabrakkan diri ke tank. Granat meledak dan tubuhnya binasa, namun tank
tetap kokoh utuh. Bahkan ada opsir-opsir Jepang yang menyerang
kendaraanbaja ituhanya dengan bersenjatakan pedang samurai!

Pasukan dari kedua batalion saling bekerjasama untuk menahan Jepang,
yang akhirnya berhasil dipukul mundur. Bahkan pertempuran ini malah
membuat posisi pasukan Marinir bertambah maju. Sehingga rencana operasi
berikut malah terjadi lebih awal, dan pada tengah hari kedua sasaran Roi
dan Namur pun berhasil dikuasai sepenuhnya. Marinir tinggal melakukan
operasi pembersihan. Sekitar pukul empat sore pada 1 Februari kedua
pulau telah dinyatakan aman.

Sementara itu 7th Army Division yang ditugaskan menguasai Kwajalein
di ujung selatan atol, masih bertempur untuk menghabisi pasukan Jepang
yang bertahan. Tentara AD yang lebih berhati-hati dalam gerakannya baru
dapat menguasai pulau ini pada 4 Februari. Dalam operasi ini, pasukan AD
dibantu tembakan meriam kapal perang dari jarak dekat, hanya beberapa
ratus meter dari pantai. Di pulau ini Jepang membangun landasan untuk
pesawat pengebom, namun belum sempat dirampungkan. Sekitar 450 km
tenggara Atol Kwajalein, terdapat Atol Majuro yang tidak dipertahankan
Jepang. Padahal laguna atol ini yang panjangnya 40 km dengan lebar
hampir 10 km, ideal untuk dijadikan pangkalan AL. Karena itulah AS
langsung memanfaatkannya sebagai pangkalan terdepan bagi satuan armada
kapal induk cepatnya pimpinan Laksda Marc Mitscher.

Dengan dikuasainya Atol Kwajalein, maka pertempuran di Kepulauan
Marshall bagian tengah berakhir sudah. Meskipun pertempuran ini memakan
waktu lebih lama daripada di Tarawa dan Makin, namun jumlah korban tewas
di pihak pasukan Amerika lebih sedikit. Jika di Tarawa lebih dari 1.000
pasukan Marinir terbunuh, maka perebutan Atol Kwajalein memakan korban
372 pasukan Amerika tewas dari sekitar 41.000 pasukan yang dikerahkan
merebut Atol Kwajalein. Padahal perlawanan Jepang di Kwajalein tak kalah
sengitnya dengan lebih dari 7.500 pasukannya tewas. Hanya sekitar 100
tentara Jepang yang membiarkan did tertawan, ditambah 165 orang Korea.

Berkurangnya jumlah korban Amerika ini disebabkan mereka belajar dari
pengalaman operasi yang berdarah-darah di Tarawa. Berbagai langkah
peningkatan kemampuan dan taktik operasi diterapkan. Mulai dari
bombardemen prapendaratan yang dilakukan lebih intensif, penambahan
pelapisan baja dan persenjataan tank pendarat Amtrac, perbaikan
manajemen koordinasi antarpasukan, hingga penggunaan kapal-kapal markas
yang dirancang khusus untuk peran tersebut.

Eniwetok sasaran, Truk diserang

Sasaran berikut dalam menguasai Kepulauan Marshall adalah Atol
Eniwetok yang terletak sekitar 500 km barat daya Kwajalein. Atol ini
merupakan bagian tepi paling barat dari Kepulauan Marshall. Tiga dari
empat pulau utama di atol ini menjadi sasaran penyerbuan amfibi, yaitu
Engebi dan Parry oleh Marinir, serta Eniwetok oleh pasukan gabungan
Marinir-AD. Atol tersebut sudah dalam perencanaan untuk direbut bahkan
sebelum invasi terhadap Marshall direncanakan. Laksamana Nimitz menilai
Eniwetok amat penting, karena dapat dijadikan pangkalan aju ketika
kekuatan AS bergerak ke barat, semakin mendekati wilayah Jepang sendiri.
[You must be registered and logged in to see this link.]
Sewaktu AS berhasil merebut Atol Kwajalein, mereka menemukan sejumlah
dokumen dan peta pertahanan Jepang di Kepulauan Marshall. Penemuan ini
amat penting, karena membuat AS mengenali seluk beluk sistem pertahanan
Jepang di pulau-pulau Atol Eniwetok, termasuk kedalaman air lagunanya.
Di Pulaus Engebi baru rampung dibangun sebuah lapangan terbang yang
belum sempat dimanfaatkan oleh Jepang. Di antara pulau-pulau Eniwetok,
maka Engebi merupakan sasaran paling penting selain laguna Eniwetok
sendiri yang dapat dijadikan tempat berlabuh dan berlindungnya AL
Amerika.

Setelah berhasil merebut Kwajalein, Laksamana Nimitz tidak mengirim
balik armadanya ke Hawaii untuk berkonsolidasi lagi, tetapi langsung
menyiapkannya untuk invasi terhadap Eniwetok pada 17 Februari. Untuk
melindungi serbuan ini, dia memerintahkan Laksamana Mitscher mengirim
kesembilan kapal induk cepatnya untuk menyerang pangkalan Jepang di
Truk, yang termasuk dalam gugusan Kepulauan Caroline, sekitar 1.200 km
barat Eniwetok.

Pangkalan udara dan laut Jepang ini amat vital karena menampung
kekuatan militer Jepang dalam jumlah besar, baik pesawat maupun kapal
perang. Bahkan Armada Gabungan Jepang pun ada yang dipangkalkan di Truk.
Letaknya strategis, di antara Niugini (New Guinea) dengan Kepulauan
Mariana. Pangkalan ini juga menampung kapal maupun pesawat yang
diungsikan Laksamana Mineichi Koga dari Rabaul, tatkala AS berusaha
menghancurkan Rabaul dengan serangan udara tanpa henti mulai pertengahan
Desember 1943. Koga adalah pengganti Laksamana Isoroku Yamamoto sebagai
Panglima Armada Gabungan.
[You must be registered and logged in to see this link.]
Serangan udara terhadap Truk dilancarkan dengan hebat selama dua hari
satu malam terus-menerus oleh pesawat yang diluncurkan dari satuan
tugas kapal induk pimpinan Mitscher, yang disertai enam kapal tempur.
Satgas 58 AL Amerika ini pun untuk pertama kalinya menggunakan radar
untuk operasi malam hari. Serangan hebat ini cukup mengagetkan Jepang
mengingat lokasi Kepulauan Caroline yang cukup jauh dari gugusan
Marshall. Gempuran mendadak terhadap pangkalan penting itu mengakibatkan
sekitar 250 pesawat Jepang dihancurkan di darat dan 41 kapal
ditenggelamkan, di antaranya dua penjelajah dan tiga perusak. Bobot
kapal yang dikirim ke dasar laut lebih dari 200.000 ton, sehingga
tercatat sebagai rekor tonase kapal yang berhasil dikaramkan dalam aksi
tunggal selama perang berlangsung. Dengan kerugian yang begitu besar
dalam sekejap, maka kekhawatiran Amerika akan ancaman Jepang terhadap
operasi pe-rebutan Eniwetok dapat disingkirkan. Sedangkan dari pihak
Jepang, Truk yang dibangun diamdiam sebagai pangkalan penting, tetap
dinilai strategis. Karena itu Laksamana Toga memerintahkan sisa kekuatan
udaranya dikirim dari Rabaul untuk terus melindungi Truk, dengan akibat
kekuatan Jepang di Niugini tidak terlindungi dari udara. Padahal mereka
tengah menghadapi serbuan Jenderal MacArthur.

Perebutan tiga pulau
Seperti halnya ketika merebut Kwajalein, maka sasaran pertama adalah
pulau-pulau luar. Karena di situlah pusat-pusat pertahanan Jepang
diposisikan. Serbuan sesuai waktu yang direncanakan, 17 Februari. Pulau
Engebi merupakan sasaran pertama di Atol Eniwetok Bombardemen dahsyat
terhadap pulau ini membuat pasukan Jepang nanar. Sehingga sewaktu
Marinir mendarat hanya beberapa menit setelah gempuran dari laut
dihentikan, mereka pun tidak menemui perlawanan sengit. Pasukan ini
didukung pesawat dan satuan Regu Demolisi Bawah Air (UDT) Marinir yang
melakukan debut tempur pertamanya untuk mengamati kawasan pantai.

Para pengemudi Amtrac yang telah berpengalaman di Kwajalein, kini
lebih tahu apa yang harus mereka jalankan. Sehingga tidak sampai terjadi
lagi campur aduk pasukan dari berbagai satuan, meskipun di sana-sini
masih terjadi sedikit salah lokasi dalam pendaratan. Satuan tank Marinir
dengan cepat dan efektif berhasil melumpuhkan tank-tank Jepang yang
telah diubah fungsinya sebagai kubu pertahanan pantai. Menjelang siang,
pasukan Marinir berhasil menguasai lapangan terbang yang masih baru.
Pertempuran cukup alot karena pulau ini masih banyak pohon dan semak
rimbun, sehingga pasukan Marinir hams dibantu sepasang meriam serang
105mm untuk menghancurkan kubu-kubu Jepang. Sore hari pulau kecil ini
berhasil dikuasai dan dinyatakan aman.

Di Engebi, pasukan Marinir menemukan dokumen yang mengungkapkan bahwa
di kedua pulau sasaran lainnya, Pulau Parry dan Pulau Eniwetok, Jepang
ternyata memiliki pasukan pertahanan yang cukup kuat. Garnisun yang
ditempatkan di Eniwetok terdiri dari sekitar 800 personel yang telah
berpengalaman. Mereka menempati kubu pertahanan yang dihubungkan dengan
jaringan parit dan terowongan bawah tanah yang lubangnya tertutup
tumbuh-tumbuhan.

Semula Brigjen (Mar) Thomas E. Watson akan mendaratkan pasukan
gabungan Marinir dan AD secara bersamaan di kedua pulau. Tetapi setelah
mempelajari dokumen tersebut, is tidak berani gegabah dan mengubah
rencana dengan merebutnya satu persatu. Pendaratan di Eniwetok dilakukan
pada 19 Februari. Sekalipun telah dibom hebat, tetapi pasukan Jepang
yang terlindung dalam perkubuan mereka masih mampu melakukan perlawanan
sengit. Komandan pasukan AD yang menyerbu cepat menyadari kekuatan dua
batalionnya tidaklah akan mampu menguasai pulau ini.

Karena itu pasukan Marinir yang menyusul mendarat, ditugaskan menyapu
barat daya pulau bersama batalion AD. Mereka bergerak setelah senja,
dibantu peluru-peluru sinar yang ditembakkan dari meriam-meriam. Namun
laju mereka tidak sama, karena Marinir maju lebih cepat. Rasa optimis
mampu segera menyudahi perlawanan musuh ternyata tak tercapai, karena
pasukan Jepang memasuki celah antara kedua pasukan Amerika tersebut.
Serangan oleh Jepang yang terpojok itu tidak mudah dipatahkan. Namun
Jepang juga tidak berhasil mengusir pasukan Amerika yang gigih
mempertahankan posisinya. Akhirnya serangan Jepang gagal, dan esoknya
seharian penuh pasukan Amerika terns maju menguasai bagian barat daya
Pulau Eniwetok. Pulau ini baru berhasil dikuasai sepenuhnya sehari
kemudian, 21 Februari, setelah batalion AD berhasil mengamankan paruh
timur laut Eniwetok.

Perebutan Pulau Parry jugatidak selancar seperti yang diperhitungkan
semula. Pasukan yang ditugaskan menguasai pulau ini umumnya sudah pernah
bertugas di Engebi dan Eniwetok. Mereka sudah letih. Batalion mereka
baik AD maupun Marinir telah kehilangan anggota dalam operasi
sebelumnya, dan hingga kini pun belum tergantikan. Mereka juga
mengeluhkan senjata yang mereka anggap kurang berdaya ofensif. Mereka
menginginkan senapannya diganti dengan Ml dan BAR.

Pada 22 Februari pasukan ini mendarat di pantai Parry bagian barat
laut yang diselimuti asap dan debu akibat bombardemen sebelumnya.
Pemandangan pun jadi tak jelas, sehingga banyak pasukan yang tidak yakin
apakah mereka sudah mendarat di tempat yang benar atau melenceng ke
tempat lain. Akibatnya pasukan sering tercampur, sehingga mengurangi
efektivitas bertempurnya. Perlawanan pasukan Jepang juga sengit sekali,
sehingga Pulau Parry benar-benar menjadi neraka hari itu. Jepang sempat
mengirim tiga tank untuk menahan pasukan penyerbu. Tetapi mereka kalah
ketika berhadapan langsung dengan tank-tank medium Marinir. Tatkala
malam mulai tiba, maka serangan dihentikan untuk meniadakan atau
mengurangi kemungkinan tembak-menembak tak sengaja di antara sesama
pasukan sendiri. Keadaan dinyatakan telah dikuasai meskipun disadari
pasukan Jepang di pulau ini belum seluruhnya tertangani. Penembak runduk
Jepang malam itu masih beraksi di sana-sini, namun tidak banyak
menimbulkan korban. Ketika fajar tiba, ofensif dimulai lagi sampai kubu
pertahanan terakhir Jepang dilumpuhkan beberapa jam kemudian. Satu
batalion AD yang semula disiagakan sebagai cadangan, diperintahkan
menyapu seluruh pulau untuk menemukan sisa pasukan musuh yang mungkin
masih berkeliaran.Untuk merebut ketiga pulau Eniwetok, AS kehilangan
hampir 300 pasukannya, sedangkan Jepang sekitar 2.700 orang

Kulit luar Jepang

Setelah merebut Eniwetok, maka AL Amerika kemudian mengirim
satuan-satuan Marinir lainnya untuk menguasai sekitar 30 atol dan pulau
kecil lainnya di Kepulauan Marshall. Empat atol dalam gugusan kepulauan
ini yang dianggap tidak berarti, dilewati begitu saja dan dibiarkan
tetap dikuasai Jepang. Sebab atol itu terisolasi dan tidak ada
manfaatnya buat diduduki.

Dalam operasi merebut Kepulauan Marshall, pihak Amerika kehilangan
sekitar 600 pasukan Marinir dan AD-nya yang tewas. Jumlah ini sekitar
setengahya saja dari jumlah korban Amerika di pantai Betio di Tarawa
pada 20-23 November 1943. Ini berarti AS telah belajar banyak dari
pengalaman bertempur di Tarawa, yang merupakan pertempurannya yang
paling berdarah. Taktik pendaratan amfibi, cara menghadapi musuh yang
bertahan, peningkatan tata kelola operasi dan pasukan, semua ini
dipraktikkan dalam merebut Marshall

Dari segi politik, berarti perebutan Marshall dalam Perang Pasifik
ini untuk pertama kalinya kekuatan militer Amerika berhasil menduduki
wilayah yang dikuasai Jepang sejak sebelum perang pecah Dengan lain
kata, kulit luar wilayah Kekaisaran Jepang sendiri kini mulai terjamah
oleh musuhnya, sehingga tak mustahil musuh akan dapat masuk ke
bagianbagian lain yang lebih dalam lagi. Begitu Marshall dikuasai,
Nimitz dan Spruance langsung merancang serbuan terhadap Kepulauan
Mariana, yang termasuk lingkar dalam, inner ring dari pertahanan Jepang.
Kembali Ke Atas Go down
 
Pendaratan di Roi-Namur (Kepulauan Marshall)
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Dari Kwajalein Sampai Eniwetok (Kepulauan MARSHALL)
» Apakah NASA memalsukan pendaratan di bulan ?
» Misteri pendaratan UFO dan alien di sekolah Ariel di Ruwa, Zimbabwe
» Marshall, Dulu dan Sekarang

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood :: Story,& History,Misteri , Figure, Fenomena :: Fakta & Sejarah (Non Fiksi Only)-
Navigasi: