FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Selbstopfereinsatz dari Luftwaffe Utf-8BaGVsbG8tMDAxLmpwZwJoin us bro & sis di FS Forum Brotherhood untuk Fun,Friendship,Chat,Ask,Share Tips,Tricks,Trouble,Problem,Solusi Mengenai semua hal Anything/Everything untuk kamu2 semua...Welcome bro...Please Joint Us at This Forum Brotherhood Community...
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Selbstopfereinsatz dari Luftwaffe Utf-8BaGVsbG8tMDAxLmpwZwJoin us bro & sis di FS Forum Brotherhood untuk Fun,Friendship,Chat,Ask,Share Tips,Tricks,Trouble,Problem,Solusi Mengenai semua hal Anything/Everything untuk kamu2 semua...Welcome bro...Please Joint Us at This Forum Brotherhood Community...
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood

FS Forum Net Brotherhood,Share,Ask,Tips,Trick,Solution,Lifestyle,Health,Bussines,Gadget,Phone,Otomotif,Sport,Friendship,Networking,Fun,Friendship,Chat, Sport,Jokes,Ask,Internet,Repair,Assesories,Spare parts,Trade,
 
IndeksFunStation PortPencarianLatest imagesPendaftaranLogin
untuk semua Sobat.Kami Mengundang Para Tamu, sekiranya berkenan para Sobat mari bergabung menjadi bagian dari FS Forum Brotherhood ---- Mari kita saling Ask & Share Solusi dan menambah Wawasan kita2 semua Thanks Alot Salam kenal - Admin FS Forum

 

 Selbstopfereinsatz dari Luftwaffe

Go down 
PengirimMessage
Lygatto
Vice Admin
Vice Admin
Lygatto


Jumlah posting : 474
Score : 1007
Reputasi : 0
Join date : 26.06.11
Lokasi : Beverlly Hills

Karakter
Table: 1

Selbstopfereinsatz dari Luftwaffe Empty
PostSubyek: Selbstopfereinsatz dari Luftwaffe   Selbstopfereinsatz dari Luftwaffe Icon_minitimeFri 20 Apr - 2:37:47

Selbstopfereinsatz dari Luftwaffe

Jerman Nazi semasa Perang Pasifik rupanya juga memiliki unit bunuh diri
yang dinamakan Selbstopfereinsatz. Satuan bunuh diri dibentuk untuk
menghentikan gerak maju pasukan Soviet, dengan tugas utama menghancurkan
akses jalan.. Sebanyak 35 pilot meregang nyawa, sebagai wujud kesetiaan
mereka.
Di luar Jepang dengan kamikaze-nya, di negara lain tak dijumpai taktik
serangan bunuh diri dengan pesawat yang terorganisasi seperti kamikaze.
Kalau pun ada, maka umumnya merupakan aksi individual para pilotnya
sendiri. Dalam Perang Dunia II di Eropa, ketika Jerman Nazi melancarkan
invasi terhadap Uni Soviet dengan Operasi Barbarossa-nya, maka berbagai
laporan menyebutkan sejumlah pilot Rusia dengan sengaja menabrakkan
pesawat mereka terhadap pesawat Luftwaffe yang menyerang dengan kekuatan
besar. Namun aksi heroik tersebut tampaknya lebih dipicu oleh rasa
putus asa bercampur kebencian terhadap agresor Nazi, dan bukannya karena
perintah atau petunjuk resmi atasan atau lembaganya.
Begitu pula sewaktu Jerman Nazi dipukul mundur dan terdesak di front
timur, dilaporkan para pilot Jerman acap menabrakkan pesawatnya ke
pesawat pengebom Soviet, sehingga kedua-duanya jatuh. Kejadian seperti
ini misalnya terjadi sekitar pertengahan April 1945, tatkala pasukan
Soviet berhasil menyeberangi Sungai Oder dan mulai memasuki wilayah
Jerman. Apabila laporan ini benar, maka sungguh ironis, sebab merupakan
kebalikan dari apa yang terjadi sewaktu Barbarossa pertengahan 1941!

Tetapi selain laporan aksi individu para pilot Rusia maupun Jerman,
ternyata di lingkungan AU Jerman atau Luftwaffe pun dilaporkan pernah
ada kesatuan serangan bunuh diri yang terorganisasi, meskipun tidak
melembaga hingga tingkat tinggi seperti kamikaze Jepang. Sesudah pasukan
darat Soviet mendesak pasukan Jerman dari Sungai Oder, mereka pun lalu
berusaha memasuki wilayah Jerman dengan menyeberangi sungai ini. Mereka
membangun sejumlah jembatan darurat, baik yang di atas permukaan sungai
maupun yang di bawah permukaan air.

Skadron Leonidas

Untuk menghancurkan jembatan Soviet ini, maka salah satu Skadron Luftwaffe yang dikenal dengan nama Skadron Leonidas
(Pemimpin Sparta yang pada 460 SM berhasil menahan pasukan Persia yang
jauh lebih besar di celah Thermopylae di Yunani Tel gah. Leonidas dan
300 pasukannya bertempur sampai semuanya gugur termasuk dirinya sendiri)
. Skadron yang berpangkalan di Juterborg
ini tampaknya bertindak sendiri dalam usaha menahan majunya Tentara
Merah. Skadron pimpinan Letkol Heiner Lange ini menyebut kesatuan
khususnya Selbstopfereinsatz, yang kira-kira berarti misi dengan
kerelaaan mengorbankan dinsendiri, self-sacrifice mission.
Mereka yang bergabung menandatangani pernyataan yang diakhiri dengan
kalimat, “bahwa saya memahami dengan amat jelas, misi saya niscaya
berakhir dengan kematian”. Skadron Leonidas pada 16 April 1945
mengadakan “dansa perpisahan”, yang diikuti para pilotnya serta
mengundang sejumlah wanita muda anggota Luftwaffe yang bertugas di
kesatuan sinyal pangkalan ini. Hadir pula Mayjen Fuchs, panglima pasukan
Jerman di wilayah itu yang dikabarkan “menahan air matanya” dalam acara
perpisahan tersebut.

Pada 17 April pagi, berbagai jenis pesawat yang tersisa seperti
Focke-Wulf 190, Messerschmitt 109, dan Junkers 88 diterbangkan untuk
menggempur 32 jembatan atas air dan bawah permukaan yang sedang dibangun
pasukan zeni Soviet di Sungai Oder. Mereka yang terbang pagi itu tak
ada yang pulang ke pangkalannya Esoknya sejumlah pesawat diterbangkan
lagi. Salah satunya, sebuah FockeWulf yang dipiloti Ernst Beichl
disarati dengan born 500 kg. Sasarannya adalah jembatan ponton di dekat
Zellin.
Penerbangan intai kemudian melaporkan jembatan tersebut memang
hancur. Begitu pula jembatan kereta api di Kustrin. Namun laporan yang
menyebutkan 17 jembatan berhasil dihancurkan dalam tiga hari serangan
Selbstopfereinsatz, dianggap terlalu dibesar-besarkan. Kritik
menyebutkan 35 jiwa pilot dan pesawat yang hilang dalam taktik serangan
seperti itu sungguh disayangkan, sebab tidak sebanding dengan
keberhasilan serangan yang terbatas dan sifatnya pun cuma sementara.
Padahal hari demi hari Luftwaffe semakin kekurangan pesawat maupun
pilot, yang tidak mungkin tergantikan dalam situasi semakin keteter.

Sekalipun demikian Mayjen Fuchs tetap menyertakan nama para pilot tersebut dalam ucapan selamat ulang tahun untuk
sang pemimpin, Adolf Hitler, yang jatuh pada 20 April. Hitler yang
memperingati hari ulang tahunnya yang terakhir di dalam bungkernya itu,
disebutkan amat menghargai “hadiah” tersebut, pengorbanan jiwa para
pilotnya demi Jerman Nazi. Namun operasi ala kamikaze Jepang itu
langsung dihentikan, karena pasukan tank Soviet pimpinan Marsekal Ivan
Konev tak terduga menyerbu ke arah Berlin dari tenggara, sehingga
pangkalan Luftwaffe di Juterborg terancam terlindas.

Usulan Hanna Reitsch

Sebelum taktik Selbstopfereinsatz itu dilancarkan pertengahan April
1945, maka gagasan serangan bunuh diri pernah diajukan kepada Hitler
sendiri oleh perempuan penerbang legendaris Jerman Hanna Reitsch. Dalam
pertemuan akhir Februari 1944 di Berghof, tempat peristirahatan Hitler
di pegunungan Bavaria, Reitsch menyatakan roket V-1 yang dikembangkan
untuk menghancurkan London, kurang akurat untuk mengenai sasarannya.
Padahal Hitler menaruh harapan besar terhadap senjata rahasianya ini,
yang disebutnya sebagai senjata pamungkas untuk mengalahkan Sekutu.

Roket tanpa awak ini dirancang mampu dimuati satu ton bahan peledak,
untuk diluncurkan ke London atau kota-kota sasaran lainnya di Inggris.
Roket V-1 yang mencapai kecepatan lebih dari 750 km/jam dengan
ketinggian terbang 1,5 km ini, jarak jangkauannya dapat ditentukan
dengan menyetel mesinnya terlebih dulu. Pada jarak yang diinginkan,
mesinnya akan mati dan roket pun jatuh bersama peledaknya. Dengan muatan
peledak yang begitu besar, setiap roket diharapkan dapat menghancurkan
satu blok kota.

Hanna Reitsch mengusulkan agar roket secara tepat mengenai sasaran,
maka haruslah diawaki. Pilot dapat mengarahkan roketnya ke sasaran
strategis tertentu, sehingga tidak asal menjatuhi kota sasaran. Namun
cara ini berarti si pilot akan tewas, meledak bersama roketnya. Untuk
itu diperlukan relawan yang bersedia mati demi Hitler dan kemenangan
Jerman Nazi. Terhadap usulan ini, Hitler semula bersikap skeptis. Tetapi
Reitsch meyakinkan hal ini pasti bisa dilakukan. Akhirnya usulan ini
disetujui dengan melalui uji coba. Roket diisi pasir sebagai pengganti
bahan peledak.

Dalam uji coba terbang dan mendaratkan kembali roket, dua pilot
ternyata gagal. Reitsch lalu membuktikan sendiri, dan berhasil.
“Persoalannya cuma kedua pilot tadi tidak tahu bagaimana mendaratkan
pesawat berkecepatan tinggi,” katanya. Walau Reitsch sudah membuktikan
sendiri bagaimana mengendalikan V-1, tetapi proyek serangan bunuh dui
dengan roket V-1 ini gagal dan dihentikan. Penyebabnya tak lain adalah
tidak ada pilot Jerman yang mau menjadi relawan. Sehingga V-1 mulai
menyerang London sejak 13 Juni 1944, atau satu minggu sesudah D-Day, tak
pernah ada pilot Kamikaze Jerman yang berada di dalamnya.
Kembali Ke Atas Go down
 
Selbstopfereinsatz dari Luftwaffe
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Selamat Hari Raya Idul Fitri...dari dan kepada Sobat2 muslim dari FS Forumers Brotherhood
» Pelajaran dari Falkland
» belajar lah dari burung merpati
» Tips Download di Ziddu dari HP
» Ninja Legendaris dari jepang

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood :: Story,& History,Misteri , Figure, Fenomena :: Fakta & Sejarah (Non Fiksi Only)-
Navigasi: