FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Dari Panglima Tuthmosis Mesir Kuno Hingga Jenderal George Patton Jr. Utf-8BaGVsbG8tMDAxLmpwZwJoin us bro & sis di FS Forum Brotherhood untuk Fun,Friendship,Chat,Ask,Share Tips,Tricks,Trouble,Problem,Solusi Mengenai semua hal Anything/Everything untuk kamu2 semua...Welcome bro...Please Joint Us at This Forum Brotherhood Community...
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Dari Panglima Tuthmosis Mesir Kuno Hingga Jenderal George Patton Jr. Utf-8BaGVsbG8tMDAxLmpwZwJoin us bro & sis di FS Forum Brotherhood untuk Fun,Friendship,Chat,Ask,Share Tips,Tricks,Trouble,Problem,Solusi Mengenai semua hal Anything/Everything untuk kamu2 semua...Welcome bro...Please Joint Us at This Forum Brotherhood Community...
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood

FS Forum Net Brotherhood,Share,Ask,Tips,Trick,Solution,Lifestyle,Health,Bussines,Gadget,Phone,Otomotif,Sport,Friendship,Networking,Fun,Friendship,Chat, Sport,Jokes,Ask,Internet,Repair,Assesories,Spare parts,Trade,
 
IndeksFunStation PortPencarianLatest imagesPendaftaranLogin
untuk semua Sobat.Kami Mengundang Para Tamu, sekiranya berkenan para Sobat mari bergabung menjadi bagian dari FS Forum Brotherhood ---- Mari kita saling Ask & Share Solusi dan menambah Wawasan kita2 semua Thanks Alot Salam kenal - Admin FS Forum

 

 Dari Panglima Tuthmosis Mesir Kuno Hingga Jenderal George Patton Jr.

Go down 
PengirimMessage
Lygatto
Vice Admin
Vice Admin
Lygatto


Jumlah posting : 474
Score : 1007
Reputasi : 0
Join date : 26.06.11
Lokasi : Beverlly Hills

Karakter
Table: 1

Dari Panglima Tuthmosis Mesir Kuno Hingga Jenderal George Patton Jr. Empty
PostSubyek: Dari Panglima Tuthmosis Mesir Kuno Hingga Jenderal George Patton Jr.   Dari Panglima Tuthmosis Mesir Kuno Hingga Jenderal George Patton Jr. Icon_minitimeFri 20 Apr - 0:36:21

Dari Panglima Tuthmosis Mesir Kuno Hingga Jenderal George Patton Jr

Sejak masa lalu tatkala orang mulai mengenal peperangan yang
terorganisasi, maka yang namanya pimpinan atau komandan atau panglima
merupakan suatu kebutuhan, bahkan keharusan. Setiap peperangan pasti
memerlukan pemegang komando atau commander untuk mengatur, mengarahkan,
dan memimpin serangan maupun pertahanan. Karena itu tak heran apabila
ada pameo yang intinya dalam peperangan tak ada prajurit yang jelek,
yang ado hanyalah jenderal yang jelek.

[You must be registered and logged in to see this link.]

Dalam sejarah, catatan tertulis pertama dari suatu perang terpimpin
adalah dari pertempuran di Megiddo, tahun 1469 SM. catatan ini secara
khusus sudah menunjuk bahwa tentara Mesir yang dipimpin Fir’aun pendekar
perang Tuthmosis mencapai kemenangan bukan hanya karena taktik
bertempurnya yang bogus, tetapi juga berkat kemampuannya mengatur sistem
komunikasi aba-aba di tengah berkecamuknya pertempuran. Tanga ada yang
menentukan dan mengatur sistem tersebut, maka kemungkinan besar tentara
Mesir tidak akan menang dalam pertempuran dengan musuh-musuhnya di
Palestine Utara tersebut.

Perkembangan dari waktu ke waktu juga menunjukkan pemimpin dalam
perang pun selalu berubah-ubah. Apabila dulunya para panglima langsung
dipegang oleh para raja Iskandar Agung, Xerxes, Hannibal d1l), maka
ketika zaman menganggap raja juga pimpinan erohanian atau imam, maka
komandan perang digantikan orang lain. Biasanya raja menunjuk anggota
keluarganya atau kawan dekatnya untuk mewakilinya menjadi panglima
perang. Namun tatkala posisi panglima dinilai terlalu berisiko dalam
pertempuran, maka kedudukannya di medan pertempuran pun dapat diwakilkan
kepada orang-orang kepercayaannya. Kalau pun orang-orang ini belum
mahir dalam memimpin tentara, maka mereka akan diajari seni berperang,
Frederik Agung dari Prussia (1712-86) merupakan tokoh pembaharuan dalam
bidang kemiliteran ini, termasuk antisipasinya terhadap konsep bahwa
“perang adalah kepanja¬ngan dari diplomasi.” Meskipun pandangan dan
tindakannya memodernkan kemiliteran, namun die sendiri sebagai raja
masih suka memimpin sendiri tentaranya di medan perang melawan
musuh-musuhnya seperti Austria, Russia, Perancis, dan Saxony.

Begitu pula salah satu pang-lima militer paling jenius da¬lam
sejarah, Napoleon Bona¬parte, sewaktu telah menjadi kaiser Perancis pun
masih memimpin sendiri peperangan di medan, termasuk petua¬langannya
yang gagal ke Mos¬kwa serta pertempurannya yang terakhir di Waterloo.
Na¬mun pada mesa-mesa itu, banyak jenderal serta laksa¬mana brilian yang
muncul dan memimpin langsung pasukan di ajang pertempuran. Nama¬nama
seperti Wallenstein, Suvarov, Nelson, Clive, Ney, von Moltke, Sherman,
Bolivar, dan lain-lainnya berkibar dari berbagai medan peperangan.
Mereka inilah jenderal yang bersama-sama tentaranya terjun masuk lumpur,
bukan hanya memerintah dari tempat aman dan nyaman saja.

Masa depan?


Sampai masa Perang Perancis – Prussia tahun 1870, raja dan para
pangeran masih memegang komando dan memimpin langsung pertempuran di
lapangan, sesuai dengan pemikiran feodal waktu itu bahwa faktor
keningratan merekalah yang mampu melaksanakan otoritas. Pangeran
Ruprecht dari Bavaria yang memimpin salah satu Grup Tentara Jerman pada
tahun 1918 adalah tinggalan terakhir dari sistem lama tadi. Padahal
negara besar lain seperti AS dan Kerajaan Inggris waktu itu sudah lama
meninggalkan paham seperti itu. Mereka merintis dan mengedepankan para
pemimpin militer profesional untuk memimpin tentara mereka. Apa yang
dijalankan mereka ini kemudian diikuti oleh semua negara modern lainnya.
Sekalipun begitu, pernah timbul godaan di Inggris untuk kembali ke
sistem feodal tatkala PM Churchill mengalami krisis pada pertengahan
1942, dengan keluarnya usul dari parlemen agar Duke of Gloucester
diangkat sebagai panglima tertinggi.

Perkembangan kepemimpinan profesional yang memunculkan nama-nama
besar sebagai greatest military commanders terus berlangsung hingga masa
sekarang tatkala perang konvensional masih terjadi, seperti PD I dan
II, Perang Korea, Perang Timur Tengah, dan Perang Vietnam. Nama-nama
seperti Ludendorff, Von Mannerheim, Foch, Zhukov, Montgomery, Rommel,
Manstein, Yamashita, Patton, Mac Arthur, Eisenhower, Guderian, Giap,
Dayan, Schwarzkopf, dan lain-lain terpatri kuat dalam sejarah
kemiliteran dunia. Mountbatten dalam PD II juga memperoleh tempat
terhormat, tetapi ini memang dari kemampuan profesionalnya dan bukan
karena kaftan dengan kebangsawanannya.

Mengingat sifat peperangan dewasa ini, apakah pada masa depan akan
dihasilkan lagi nama-nama besar seperti pada masa¬masa lalu ? Apabila
menilik sifat peperangan dewasa ini, maka sejauh peperangannya lebih
merupakan konflik gerilya seperti yang terlihat di berbagai bagian
dunia, termasuk di Irak dan Sri Lanka scat ini, maka tampaknya nama-nama
besar tak akan ada lagi. Boleh jadi local military heroes tetap akan
muncul seperti Che Guevara, tetapi mereka ini tidak lagi mengalami
kesempatan seperti yang dilakoni para panglima pada masa lalu.
Setidaknya mereka tidak lagi dapat menampilkan ke¬jeniusan dalam skala
sebagaimana yang dikenyam para pendahulu. Sementara itu seandainya
peperangan besar masa depan sampai dilakukan dengan senjata nuklir, maka
dapat dipastikan tidak akan ada pemimpin besar militer yang akan
dihasilkan. Sebab para panglima memimpin peperangan hanya dari ruang
operasi dan tidak lagi bersama-sama prajuritnya mengendarai tank dan
berkubang di medan perang.

Bermacam kriteria


Banyak ulasan mengenai siapa yang patut untuk dimasukkan sebagai
greatest military leaders dalam sejarah. Buku biografi tentang mereka
pun banyak diterbitkan, baik berupa biografi perorangan maupun kumpulan
dari banyak figur ternama. Buku kumpulan biografi seperti itu cukup
banyak meski dengan judul berlainan, seperti The War Lords, Masters
of the Battlefields, The World’s Greatest Military Leaders, Generals ini
Muddy Boots, A Historical Dictionary of Military Leaders
, dan
lain-lainnya. Tetapi yang menarik adalah perbedaan pandangan dari para
penyusunnya, mengenai kriteria tokoh-to¬koh militeryangpantas mereka
cantumkan dalam buku masing-masing. Pandangan subyektif tentu mengemuka.
Tetapi figur yang pasti diterima bersama pun lebih banyak lagi. Karena
itu apa yang diseleksi untuk Angkasa Koleksi edisi ini pun lebih
didasarkan dari figur yang telah diterima umum sebagai the greatests,
ditambah beberapa nama dari local heroes yang ada dalam sejarah nasional
kita sendiri.

Kriteria para penulis atau sejarawan militer untuk menentukan the
greatest bagi figur-figur militer tadi umumnya didasarkan berbagai unsur
penilaian. Seperti apakah ukurannya hanya dilihat dari kesuksesan atau
kejayaan sebagai panglima ? Kenyataannya tidaklah sesederhana itu,
seperti terlihat pada contoh dua figur jenderal terhebat dalam sejarah,
Napoleon Bonaparte dan Robert E. Lee. Mereka pada akhirnya tidak
berjaya, malah gagal dan kalah dalam perang. Begitu pula ukuran
pengalaman atau pun pendidikan dan latihan sebagai tentara profesional
amat penting. Tetapi lihatlah contoh dalam sejarah, seperti Jeanne d’Arc
atau pun Oliver Cromwell yang mencapai kemasyhuran karena kemenangan
perang mereka, yang bahkan mengubah sejarah secara signifikan. Padahal
mereka semula bukan militer, bahkan pada diri mereka tak pernah
terpikirkan untuk memimpin tentara atau pun berperang serta menang.

Keberanian di tengah kancah pertempuran juga dihargai dan
diperhitungkan dalam menilai panglima yang baik, karena ha itu akan
menyemangati, bahkan menjad teladan bagi anak buahnya. George Arm strong
Custer tidak disangkal adalah tip pemimpin militer pemberani tersebut,
se hingga dalam Perang Saudara Amerika ter catat delapan kudanya pun
sampai terkem tembakan musuh. Namun kemudian ” toh terkenalnya dalam
sejarah adalah akibai bencana atas pasukannya dalam peristiwa Little Big
Horn tahun 1876 tatkala berperang dengan orang Indian. Kepercayaan diri
memang vital pada setiap jenderal yang baik dan hal itu pun sepenuhnya
dimiliki oleo Custer, tetapi toh itu malah dianggap sebagai salah satu
penyebab kejatuhan namanya.

Pada pihak lain, ada pula pemimpin militer yang dipuja dan dicintai
anak buahnya, dan hal ini tentunya bagus karena akan memberi motivasi
dan semangat Padahal di balik itu sebetulnya ada kekurangan yang melekat
pada dirinya untuk menjadi pemimpin militer yang baik, seperti terjadi
pada George McClellan, Panglima Tentara Potomac dalam perang saudara di
AS. Anak buahnya begitu menyukainva dan memberi julukan kesayangan
“Little Mac” baginya. Tetapi sesungguhnya dia memiliki sikap arogan,
lamban, dan mudah gentar sehingga Presiders Lincoln kecewa berat
terhadap dirinya sebagai pemimpin militer.

Ukuran kehebatan seseorang commander juga dapat dilihat dari kemauan
dan keberanian untuk mencoba terus terhadap hal-hal yang rasanya tak
mungkin, against all odds. Jenderal yang tercatat berhasil menunjukkan
kemampuan itu antara lain George Washington dan Willem dari Orange, yang
masing-masing akhirnya berhasil mengalahkan musuh-musuh lebih kuat
karena sifat mereka yang ulet, tak mudah patch. Ada pula pemimpin
militer yang terkenal karena kemampuannya untuk “main drama”, dengan
mengeksploitasi keberhasilannya dalam pertempuran, sehingga menumbuhkan
mitos terhadap dirinya, seperti yang terjadi pada Jenderal George
Patton, Jr.

Ada pula penilaian bahwa panglima yang hebat adalah yang mampu bicara
apa adanya, termasuk terhadap lawannya, sebagaimana ditunjukkan oleh
tantangan panglima Sparta Leonidas terhadap Raja Xerxes dari Persia
dalam pertempuran di Thermopylae yang terkenal itu. “Kalau kamu
menginginkan ini, datanglah dan ambillah!” Memang, sesungguhnya
menentukan ukuran good commanders begitu bervariasi, dan sering lebih
tergantung pads penilaian subyektif. Karena itu tambahan kriteria pun
menjadi semakin banyak, seperti keberanian bertanggung jawab terhadap
kegagalan, kemampuan membuat keputusan secara cepat, tepat, dan
mengeluarkan perintah yang singkat dan jelas, kepandaian memilih bawahan
yang dapat diandalkan serta keyakinannya dalam memberi kepercayaan,
dan,seterusnya.
Begitu banyak ukuran yang dapat diterapkan sehingga seorang pemimpin
militer dapat dimasukkan sebagai the greatests, masters, warlords, dan
lain-lainnya. Tetapi tidaklah mungkin segala kelebihan atau ukuran
kebaikan tersebut dapat dianugerahkan kepada seorang tokoh militer
betapa pun hebatnya dia dalam peperangan dan sejarah.

Namun setidaknya mereka-mereka inilah yang dinilai telah meraih
sebagian dari berbagai kriteria tadi. “Mereka inilah parer jenderal yang
berjuang di front bersama pasukannya, berdiri bersamasama mereka di
antara desingan pelor dan siulan peluru meriam, serta menyaksikan
teman-teman mereka jatuh dan coati…” begitulah penggambaran oleh Kol.
Walter J. Boyne, seorangpensiunan perwira USAF yang jugs penulis
kemiliteran terkenal
Kembali Ke Atas Go down
 
Dari Panglima Tuthmosis Mesir Kuno Hingga Jenderal George Patton Jr.
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Panglima-panglima Perang Terhebat
»  Casino Online Indonesia PHARAOH'S KINGDOM 12BET berpetualang di Mesir kuno
» Sejarah Indonesia dari Prasejarah hingga kini bro
» Misteri Piramida Mesir
» KOKPIT, Panglima-Panglima Terhebat

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood :: Story,& History,Misteri , Figure, Fenomena :: Fakta & Sejarah (Non Fiksi Only)-
Navigasi: