Hati - Hati Jangan Bilas Sinus dengan Air Mentah

Penderita sinus biasanya sering membilas hidungnya dengan air untuk mengatasi sakitnya. Air tersebut dimasukkan dalam teko kecil bernama neti poti lalu dialiri ke hidung. Tapi hati-hati, jangan bilas sinus dengan air mentah.

Neti pot adalah alat yang berbentuk teko kecil yang diisi dengan air dan larutan garam. Fungsinya adalah untuk mengatasi peradangan sinus dengan mengaliri sinus dengan air menggunakan neti pot.

Tapi berdasarkan laporan yang muncul secara online dalam jurnal Clinical Infectious Diseases pada tanggal 23 Agustus 2012, untuk pertama kalinya air keran (air mentah) dan neti pot dikaitkan dengan infeksi N. fowleri.

Hal ini dikaitkan dengan kejadian pada tahun lalu, ketika dua orang di Louisiana meninggal dunia karena infeksi otak yang langka setelah menggunakan neti pot untuk mengatasi peradangan pada sinus di rongga hidung. Infeksi ini disebabkan karena tidak sterilnya air keran (air mentah) yang digunakan untuk mengairi sinus.

Infeksi tersebut dikenal sebagai amebic meningoencephalitis karena air yang digunakan mengandung amuba Naegleria fowleri yang memasuki hidung dan menyusuri saraf penciuman menuju otak.

"Meskipun infeksi ini sangat jarang terjadi, tetapi jika terjadi akan sangat fatal hingga menyebabkan kematian," kata Dr Ann Falsey, seorang profesor kedokteran di University of Rochester Medical Center, seperti dilansir health, Jumat (24/8/12).

Bakteri N. fowleri umumnya ditemukan di kolam air tawar, danau dan sungai dan manusia dapat terpapar jika berenang, memancing dan menyelam.

Pasien pertama yang meninggal akibat infeksi karena neti pot adalah seorang pria 28 tahun dari Louisiana selatan yang awalnya menderita sakit kepala parah bersama dengan kekakuan leher, nyeri punggung dan muntah.

Pria tersebut positif menderita amebic meningoencephalitis, yang segera diobati dengan kombinasi obat-obatan, tetapi nyawanya tetap tidak tertolong.

Ibu dari pasien tersebut menyatakan bahwa anaknya tidak melakukan aktivitas di sekitar kolam air tawar baru-baru ini, tetapi pasien tersebut mengairi sinus-nya setiap hari dengan neti pot. Ibu pasien juga mengatakan bahwa anaknya menambahkan paket garam yang dijual secara komersial untuk air keran.

Kasus serupa juga terjadi pada wanita usia 51 tahun di Louisiana utara, tiga bulan kemudian. Wanita tersebut dirawat di rumah sakit setelah menunjukkan gejala mual, muntah kekakuan leher dan perubahan kondisi mental, seperti terlalu agresif.

Dalam kedua kasus tersebut, N. fowleri ternyata ditemukan dalam air keran dari rumah masing-masing pasien. Meskipun N. fowleri tidak dapat bertahan hidup di air garam tetapi aor garam tersebut tidak mampu membunuh organisme sepenuhnya..

Para ahli menyarankan untuk menggunakan air yang telah dimasak atau disaring untuk mengisi neti pot. Meskipun air keran aman untuk diminum dan mandi, tetapi air keran tidak cukup steril untuk mengaliri sinus hidung.

Alasan lain untuk tidak menggunakan air keran untuk irigasi hidung adalah kontaminasi air terhadap bakteri E. coli dan bakteri legionella.