| FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood FS Forum Net Brotherhood,Share,Ask,Tips,Trick,Solution,Lifestyle,Health,Bussines,Gadget,Phone,Otomotif,Sport,Friendship,Networking,Fun,Friendship,Chat, Sport,Jokes,Ask,Internet,Repair,Assesories,Spare parts,Trade, |
untuk semua Sobat.Kami Mengundang Para Tamu, sekiranya berkenan para Sobat mari bergabung menjadi bagian dari FS Forum Brotherhood ---- Mari kita saling Ask & Share Solusi dan menambah Wawasan kita2 semua
Thanks Alot
Salam kenal - Admin FS Forum |
Top posting users this week | |
|
| PERANAN KERIS DALAM SEJARAH INDONESIA | |
| | Pengirim | Message |
---|
Admin Admin
Jumlah posting : 2379 Score : 6688 Reputasi : 31 Join date : 15.06.11 Age : 46 Lokasi : DKI Jakarta
Karakter Table: 2
| Subyek: PERANAN KERIS DALAM SEJARAH INDONESIA Mon 28 May - 12:25:31 | |
| Dalam kebudayaan Jawa, khusunya dan Nusantara umumnya, keris tidak hanya berfungsi sebagai senjata penusuk, tetapi juga sering dianggap sebagai artifak pusaka yang mempunyai kekuatan magik, malah menjadi lambang kehormatan bagi pemakainya. Selain itu, keris juga adalah artifak sejarah – yang turut mewarnai kerumitan perjalanan sejarah Nusantara (Garret & Solyom 1978). Jika dirujuk babad, sejarah lisan, cerita dan sejarah moden, ternyata keris banyak berfungsi sebagai objek kajian sejarah, malahan tidak jarang menjadi penentuan dalam perkembangan sejarah itu sendiri.Jika disusur lebih jauh, banyak hal dapat diketahui berkait dengan peranan yang dimainkan keris. Dalam cerita legenda Ajisaka, Kitab Pararaton, Hikayat Hang Tuah, Perang Diponegoro, mahupun penulisan sejarah moden, keris memainkan peranan cukup penting. Bagi tokoh-tokoh yang telah berjasa bagi perkembangan Indonesia moden, seperti Bung Karno, jeneral Soedirman dan Pak Harto, keris masih dianggap sebagai artifak pusaka yang mampu mendatangkan keselamatan dan meningkatkan kewibawaan Dalam sejarah lisan tertua di tanah Jawa, legenda Serat Aji Saka, cerita tentang keris diberi kedudukan yang istimewa: diceritakan sebilah keris pusaka di Gunung Kendhil. Pendekkan cerita, Prabu Aji Saka, seorang penguasa tanah Jawa dalam cerita rakyat, memerintahkan Dora, abdi dalamnya, untuk mengambil keris pusaka di Gunung Kendhil yang sebelumnya dititipkan pada orang yang bernama Sembada. Setibanya di Gunung Kendhil, ternyata Dora menghadapi masalah, kerana Sembada tidak bersedia menyerahkan kerisnya,kerana tidak berani melanggar amanah yang dititahkan Prabu Aji Saka kepadanya. Sembada bermaksud menyerahkan keris tersebut kepada Prabu Aji Saka secara langsung. Akibat dualisme amanah tersebut, terjadilah perdebatan yang berakhirkan perkelahian antara Dora dan Sembada. Akhirnya keduaduanya mati dalam perkelahian tersebut. Setelah lama menunggu, Prabu Aji Saka menyusul ke Gunung Kendhil.Sang Prabu terkejut besar kerana setibanya di Gunung Kendhil, dia menjumpai dua orang kepercayaannya telah mati. Prabu Aji Saka merasa sangat berdosa. Untuk menghormati kedua-dua orang pembantunya, dia mencipta aksara yang menjadi huruf Jawa, yaitu: ha, na, ca,ra, ka. da, ta, sa, wa, la. pa, da, ja, ya, nya. ma, ga, ba, tha, nga yang membawa makna ada utusan sama-sama berkelahi, sama-sama saktinya dan sama-sama menjadi bangkai (Soeharyono 2008). Ketika kekuasaan di tanah Jawa berpindah ke Jawa Timur, keris memainkan peranan besar, meskipun sering disertai cerita kelam yang menyertainya. Semasa kerajaan Daha hingga Singasari, tradisi pembuatan keris berkembang dengan pesat kononnya disebabkan kepercayaan baru, iaitu Tantrayana. Keris yang awalnya berbentuk gemuk, pendek dan berbadan lebar (merujuk pada ‘Keris Buda’ yang dibuat pada masa kerajaan Mataram Kuno), berubah menjadi lebih ramping, meskipun bentuknya tidak banyak berubah. Hal ini dapat dilihat pada relief di candi Panataran (Maisey 1998; Soeharyono, 2008). Namun, cerita yang barangkali yang paling masyhur tentang keris di Jawa adalah cerita tentang keris Empu Gandring yang selalu dihubungkan dengan tokoh yang bernama Ken Arok dan Empu Gandring. Dalam Kitab Pararaton,diceritakan panjang lebar tentang kemelut di tanah Tumapel dengan melibatkan keris Empu Gandring. Kisah itu diawali persoalan yang terkesan sepele, iaitu perasaan jatuh cinta. Ken Arok, rakyat jelata anak Ken Endog yang dipercayai sebagai titisan daripada Dewa Brahma, jatuh cinta kepada Ken Dedes, permaisuri Tunggul Ametung, Adipati Tumapel waktu itu. Untuk menyunting sang permaisuri, Ken Arok harus membunuh Tunggul Ametung terlebih dahulu.Untuk keperluan itu, ia mendatangi seorang empu agar dibuatkan sebilah keris ampuh yang dapat digunakan untuk membunuh Tunggul Ametung. Inti pati cerita itu adalah jadilah sebilah keris yang dikenali dengan nama Empu Gandring. Keris itu mula memakan korban jiwa. Yang pertama adalah si pembuatnya sendiri, Empu Gandring, yang dibunuh Ken Arok. Sebelum meninggal, Empu Gandring bersumpah bahawa keris yang dibuatnya akan membawa mala petaka kepada Ken Arok dan anaknya. Setelah Empu Gandring, korban selanjutnya adalah Tunggul Ametung, Keboijo, Ken Arok sendiri, Anusapati, Tohjaya dan Ranggawuni. Akhirnya, keris Empu Gandring telah mengorbankan tujuh nyawa.Sebelum mati, Ken Arok tidak hanya berhasil menyunting Ken Dedes, tetapi juga telah merebut kekuasaan daripada Tunggul Ametung, lalu mendirikan kerajaan baru, Singasari (Mangkudimedja 1979). | |
| | | Admin Admin
Jumlah posting : 2379 Score : 6688 Reputasi : 31 Join date : 15.06.11 Age : 46 Lokasi : DKI Jakarta
Karakter Table: 2
| Subyek: Re: PERANAN KERIS DALAM SEJARAH INDONESIA Mon 28 May - 12:35:25 | |
| | |
| | | Admin Admin
Jumlah posting : 2379 Score : 6688 Reputasi : 31 Join date : 15.06.11 Age : 46 Lokasi : DKI Jakarta
Karakter Table: 2
| Subyek: Re: PERANAN KERIS DALAM SEJARAH INDONESIA Mon 28 May - 13:19:47 | |
| Kejadian penting yang melibatkan keris juga terjadi di masa kerajaan Majapahit. Raja Jayanegara terbunuh oleh keris Ra Tancha yang masih termasuk keluarga raja atau Darmaputra. Ra Tancha kemudian ditangkap dan dibunuh Patih Gajah Mada. Peristiwa ini selanjutnya mengakibatkan Hayam Wuruk mewarisi tahta dan kebesaran kerajaan Majapahit mencapai puncaknya(Soeharyono 2008).
Dalam Babad Tanah Jawa, dijelaskan bahawa setelah pengaruh Islam mulai tersebar di Jawa, banyak empu pembuat keris daripada kerajaan Majapahit telah memeluk Islam. Hal ini membuat pengaruh kerajaan Majapahit semakin menurun. Berpindahnya empu tersebut diduga kerana peranan wali yang menyebarkan Islam di Jawa. Antara empu Majapahit yang paling sakti adalah Ki Supa.
Setelah memeluk agama Islam, Ki Supa berkahwin dengan Dewi Rasawulan, saudara Sunan Kalijaga. Setelah perkahwinan itu, Sunan Kalijaga meminta Ki Supa untuk membuat keris untuknya. Ki Supa menyanggupinya dan dibuatlah sebilah keris sakti yang proses pembuatannya tidak menggunakan api, yang kemudian diberi nama Kiai Sengkelat kerana warnanya merah seperti sengkelat. Keris Kiai Sengkelat ini digunakan Sunan Kalijaga untuk menandingi kesaktian keris Majapahit. Kiai Sengkelat adalah keris ampuh yang boleh terbang ke angkasa dan selanjutnya menghancurkan wabak penyakit yang disebabkan pusaka Majapahit yang dirasuki kekuatan jahat. Oleh sebab kesaktiannya, keris itu kemudian dicuri raja Jawa-Hindu yang ingin membendung gelombang pengaruh Islam. Tetapi, Sunan Kalijaga dan Ki Supa berhasil menemui keris Kiai Sengkelat lagi. Kiai Sengkelat sekarang ini tercatat sebagai pusaka Kraton Yogyakarta itu dipercayai mempunyai kuasa untuk mengatasi wabak penyakit (Woodward 2004). | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: PERANAN KERIS DALAM SEJARAH INDONESIA | |
| |
| | | | PERANAN KERIS DALAM SEJARAH INDONESIA | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| feeds | |
|
|