Tokoh-Tokoh yang BerpengaruhKonflik Korea tak hanya melibatkan sejumlah negara tapi juga telah
memunculkan deretan nama-nama yang ikut andil dalam peliknya konflik tak
berujung tersebut. Mulai dari presiden AS hingga marsekal China.
Berikut ini penggalan kisah dari nama-nama tersebut .Kim Il-Sung (5 April 1912 – 8Juli 1972)
[You must be registered and logged in to see this link.]Lahir di Korea, Kim II Sung dan keluarganya yang lahir di Korea tahun
1912 dan keluarga petani. Keluarga Kim bermigrasi ke Mansuria dan Kim
masuk sekolah China, Di usia 15 tahun ia ditangkap dan ditahan karena
niNadi anggota
South Manchurian Communist Youth League.Setelah
dibebaskan tahun 1930, Kim bergabung dengan Korean Revolutionary Army.
Dua tahun kemudian Kim menjadi pemimpin kelompok gerilya yang berbasis
di Korea. Selama lebih dari sepuluh tahun berikutnya, Kim melancarkan
serangkaian serangan terhadap lepang. Tak lama, otorita militer Soviet
engirimnya ke Uni Soviet untuk mendapatkan pelatihan militer dan
politik. Di sana ia kemudian bergabung dengan Partai Komunis lokal. Kim
kemudian memimpin pasukan asal Korea sebagai mayor di AD Soviet.
Setelah Jepang menyerah tahun 4945, berdasarkan Yalta Cofrence Korea
dipisah di 38th Parallel antarapendudukan Soviet di bagian’tara dan
dukungan AS di bagian Selatan. Saat,itu Kim sudah kembali ke Korea
bersama rekan-rekan senegaranya Yang juga menjalani latihan di Soviet.
Tujuannya untuk membentuk pemerintahan Komunis sementara di bawah
pengawasan Soviet hingga kelak menjadi Korut. Kim menjadi pemimpin
pertama dari Democratic People’s Republic of Korea (Korut) pada tahun
1948. Tahun berikutnya, ia menjadi pemimpin Partai Buruh Korea
(Komunis).
Tahun 1953, perang Koreaterakhir dengan posisi menggantuAg antara
Korut dan Korsel. Sebagai pimpinan negara, Kim menekan kelompok oposisi
yang tersisa. Ia juga menyingkirkan lawan terakhirnya untuk kekuasaan di
dalam Partai BuruhKorea. Kim kemudian menjadi penguasa absolut Korut
dan mengul4 Korut menjadi negara yang kaku, militeristis, dengan
masyarakat yanlesangat terfokus pada tujuan ganda berupa industrialisasi
dan retinifikisi Semenanjung Korea di bawah kekuasaan Korut.
Kim memperkenalkan filosi
juche atau self-reliance,
dimana Korut mencoba membangun perekonomiannya dengan sedikit atau
tanpa bantu sedillpun dan negara asing. Perekonomian Korut berkembang
dengan cepat di era 50-an dan 60-an. Keadaan ini berubah saat di era 90
an Korut mengalami kekurangan pangan. Perkembangan perekonomian Korut
pun akhirnya mengalami stagnasi.
Di era 1970-an, paham yang berkiblat kepada Kim berkernbang makin
ekstensif. Kim layaknya agama/kepercayaan. Mereka yang dicurigai
bertentangan maupun membangkang terhadap Kim akan dihabisi atau dikirim
ke kemp konsentrasi oleh rezim Korut. Bahkan jika menunjukan keengganan
untuk memuja Kim akan mengakibatkan yang bersangkutan ditangkap.
Hasilnya, Kim berkuasa tanpa perlawanan selama lebih dari 46 tahun di
salah satu negara paling terisolir dengan masyarakat yang paling
represif di dunia.
Februari 1972, kehadiran Presiden AS Richard Nixon ke China untuk
membentuk aliansi strategis terhadap Uni Soviet, memaksa Kim untuk
melupakan rencananya mempersatukan yorea kembali sebelum ulang tahunnya
yang ke 70 tahun. Kim akhirnya memulai dialog intra Korea yang mengarah
ke deklarasi penggabungan yang signifikan pada Juli.
Dalam kebijakan asingnya, Kim menanamkan hubungan baik dengan Uni
Soviet, China, dan secara konsisten mengintimidast Korsel dan AS.
Sementara mempertahankan kendali atas Korean Worker’s Party, Kim
meninggalkan posisi premier dan dipilih sebagai Presiden Korut pada
Desember 1972. Tahun 1980 Kim mengangkat putra tertuanya, Kim Jong II,
untuk jabatan tertinggi di partai dan militer. Dengan kata lain, Kim II
Sung menunjuk Kim Jong Il sebagai penerusnya.
Awal 90-an, Uni Soviet mengalami disintegrasi hingga menyisakan China
sebagai satu-stunya sekutiti utama Korut. Di sisi lain, China juga
membina hubungan ebih baik dingan Korsel. Sementara itu, kebijakan Korut
terhadap Selatan berganti-ganti antara provokasi dan menginisiasi
perdamaian selama rentang wak:ti 1980-an dan awal 1990-an. Hubungan
membaik saat Seoul menjadi tun rumah Olimpiade 1988, ketika Korut
mengirimkan atlet-atletnya. Tahun 1991, kedua negara secara simultan
membuka jalan bagi PBB hingga serangkaian pembicaraan setingkat perdana
menteri menghasilkankdua perjanjian antara Korut dan Korsel.
Tiga minggu setelah bertemu dengan presiden AS Jimmy Carter di
Pyongyang, yang memicu krisis program senjata nuldir Korut (krisis kedua
dimulai tahun 2002), Kim meninggal mendadak akibat serangan jantung di
Pyongyang pada 8 Juli 1994. Kematian Kim Il Sung membangkitkan kedukaan
yang mendalam pada rakyat Korut yang tak hanya melihatnya sebagai Bapak
Negara tapi juga seolah-olahla adalah bapak mereka sendiri.,Tubuh Kim
kemudian dibalsem dan diawetkan dan ditempatkan di
public mausoleum di Kumsusan emorial Place,
menyerupai Vladimir Lenin, pendiri USSR. Tiga tahun masa berkabung
resmi berlangsung setelah kematiannya. Penerusnya, Kim Jong-il
sungguh-sungguh menghentikan kegiatan publik sementara
mengkonsolidasikan kekuatannya.
Kim Jong jugl mengganti kalender Gregoria di Korut dan
menggantikannya dengan kalender yang dimulai dengan hari kelahiran Kim
Il Sung (dikenal sebagai Juche Year). Kim Il sung juga memproklamasikan
diri sebagai “Presiden Abadi”, sementara anaknya meneruskan posisi
sebagai Chairman of the Natiopal Defense Commission