FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Kamikaze Nazi Jerman Utf-8BaGVsbG8tMDAxLmpwZwJoin us bro & sis di FS Forum Brotherhood untuk Fun,Friendship,Chat,Ask,Share Tips,Tricks,Trouble,Problem,Solusi Mengenai semua hal Anything/Everything untuk kamu2 semua...Welcome bro...Please Joint Us at This Forum Brotherhood Community...
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Kamikaze Nazi Jerman Utf-8BaGVsbG8tMDAxLmpwZwJoin us bro & sis di FS Forum Brotherhood untuk Fun,Friendship,Chat,Ask,Share Tips,Tricks,Trouble,Problem,Solusi Mengenai semua hal Anything/Everything untuk kamu2 semua...Welcome bro...Please Joint Us at This Forum Brotherhood Community...
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood

FS Forum Net Brotherhood,Share,Ask,Tips,Trick,Solution,Lifestyle,Health,Bussines,Gadget,Phone,Otomotif,Sport,Friendship,Networking,Fun,Friendship,Chat, Sport,Jokes,Ask,Internet,Repair,Assesories,Spare parts,Trade,
 
IndeksFunStation PortPencarianLatest imagesPendaftaranLogin
untuk semua Sobat.Kami Mengundang Para Tamu, sekiranya berkenan para Sobat mari bergabung menjadi bagian dari FS Forum Brotherhood ---- Mari kita saling Ask & Share Solusi dan menambah Wawasan kita2 semua Thanks Alot Salam kenal - Admin FS Forum

 

 Kamikaze Nazi Jerman

Go down 
PengirimMessage
Lygatto
Vice Admin
Vice Admin
Lygatto


Jumlah posting : 474
Score : 1007
Reputasi : 0
Join date : 26.06.11
Lokasi : Beverlly Hills

Karakter
Table: 1

Kamikaze Nazi Jerman Empty
PostSubyek: Kamikaze Nazi Jerman   Kamikaze Nazi Jerman Icon_minitimeFri 20 Apr - 2:36:26

Kamikaze Nazi Jerman

[You must be registered and logged in to see this link.]Ketika pasukan Sekutu merencanakan untuk melancarkan pendaratan di
Normandia lewat Operation Overlord atau D-Day pada bulan Juni 1944
pasukan Nazi Jerman sebenarnya sudah bersiap menyambutnya. Seluruh warga
Jerman termasuk Hitler sudah menyadari jika operasi itu berhasil
keberadaan negeri Jerman pasti terancam. Untuk menggagallcan Operation
Overlord, pimpinan Angkatan Udara Nazi Jerman, Luftwaffe, Herman Goering
diam-diam membentuk unit serangan bunuh diri layaknya kamikaze. Pesawat
yang digunakan untuk misi kamikaze Luftwaffe itu adalah Focke Wulf 190
yang dimuati born seberat lebih dari 1.500 kg dan kemudian ditabarkan
kepada targetnya.

[You must be registered and logged in to see this link.]
Menerbangkan FW-190 bermuatan born seberat lebih dari 1.500 kg
bukanlah perkara mudah. Selain berbahaya, bahkan untuk take off dan
landing saja sangat sulit. Karena itu, tidak ada seorang pilot pun yang
berani menerbangkannya. Hitler yang kemudian mengetahui proyek kamikaze
Luftwaffe tersebut malah marah dan memerintahkan untuk menghentikannya.
Bagi Hitler adalah tidak pantas para pemuda Jerman sampai menjalankan
misi bunuh diri dengan hasil yang akan sia-sia belaka. Program kamikaze
FW-190 pun berhenti bahkan komandan yang bertanggungjawab dipindahkan ke
pos yang lain. Namun ketika Operation Overlord yang dilancarkan Sekutu
terny ata berhasil dan pergerakannya mulai menuju tanah Jerman para
petinggi Nazi pun kaget. Hitler bahkan baru menyadari perlunya dibentuk
kekuatan khusus untuk menghadang gerak maju pasukan Sekutu di front
Eropa Barat.

Tiga psikopat Nazi

Untuk mencegah hancurnya negeri Jerman, Hitler lalu memerintahkan
militernya menciptakan mesin perang yang paling menghancurkan guna
menahan gerak laju pasukan Sekutu tersebut. Perintah Hitler langsung
disambut baik oleh tiga tokoh Nazi Jerman yang terkenal sangat fanatik
terhadap Hitler tapi juga dikenal sebagai tokoh psikopat. Ketiga orang
itu adalah Hanna Reitsch pilot uji perempuan yang sangat populer dan
pernah menjuarai berbagai perlombaan pesawat glider; Otto Skorzeny,
jagoan strategi tempur yang beberapa kali sukses melaksanakan aksi
khusus; dan Hans Joachim Hermann atau lebih dikenal dengan nickname Hajo
Hermann pilot pengebom yang sangat berpengalaman serta dikenal pula
sebagai pilot tempur malam (night fighter) paling profesional.
Ketiga orang itu mengusulkan adanya pilot yang bertugas menyerang
sasaran musuh dengan cara menabrakkan pesawatnya (suicide pilots). ‘de
pilot yang bertempur dengan semangat fanatik itu ternyata terinspirasi
oleh serangan kamikaze yang telah dilakukan pilot-pilot Jepang. Ketika
dirunut dari latar belakang sejarahnya, kamikaze ternyata berkaitan erat
dengan propaganda Nazi, totenritt atau death ride (perjalanan
kematian). Dengan latar belakang seperti itu, ketiga tokoh psikopat ini
kemudian menyampaikan idenya kepada Hitler.

Sewaktu ide kamikaze itu disampaikan kepada Hitler, orang nomor satu
Nazi yang sesungguhnya sudah kehilangan akal itu ternyata sekali lagi
menunjukkan keengganannya. Tapi akhirnya Hitler setuju dan memberikan
catatan agar jangan sampai para pilot kamikaze Luftwaffe diterjunkan ke
medan perang tanpa melalui persetujuannya. Skadron kamikaze pun kemudian
dibentuk dan dinamai Leonidas Squadron dan menjadi bagian dari unit
khusus armada pengebom Luftwaffe, Kampfggrupe-200 (KG-200). Dalam
sejarahnya Leonidas merupakan pejuang masa Yunani kuno dan merupakan
Raja Sparta yang hidup pada masa 480 BC. Sebagai raja yang juga ahli
strategi tempur, Leonidas yang hanya memiliki 300 prajurit
berkualifikasi khusus dan berani mati berhasil menghentikan serbuan
pasukan Persia yang jumlahnya ribuan. Semangat bertempur hingga mati
itulah yang menjadi spirit bagi pilot-pilot Leonidas Squadron.
Untuk menjalankan misi kamikaze, Leonidas Squadron menggunakan
pesawat Fieseler Fi-103 Reichenberg yang juga merupakan varian dari
roket Jerman yang digunakan untuk menghantam London, Inggris, V1.
Sebagai pesawat kamikaze atau rudal yang dikemudikan orang, Fi-103
dilengkapi kokpit dan kemudi (flight control). Latihan untuk
menerbangkan Fi-103 pun dimulai. Tapi latihan yang berisiko tinggi itu
justru menghasilkan petaka. Dua pilot sukarelawan yang melaksanakan test
flight terhadap Fi-103 tewas. Akibatnya tak ada sukarelawan yang
bersedia untuk menerbangkan Fi-103 yang sudah dirancang dan dijagokan
sebagai pesawat kamikaze. Namun, Hanna Reitsch yang telah kenyang
pengalaman melaksanakan test flight tanpa ragu-ragu mengajukan diri
untuk menerbangkan Fi-103 dan sukses. Tak hanya itu, Hanna Reitsch juga
langsung mendaftarkan diri sebagai pilot kamikaze bagi Leonidas
Squadron.

Berkat Hanna Reitsch yang sukses menerbangkan F1-103 sekaligus
langsung mendaftarkan diri sebagai pilot kamikaze, para pemuda Jerman
yang semula raguragu pun langsung terpengaruh. Lebih dari 70 pemuda
Jerman secara sub rela mendaftarkan diri dan siap mati. Pelatihan
sebagai pilot kamikaze pun mulai dilakukan diikuti produksi pesawat
Fi-103 hingga mencapai 24 unit. Tapi dalam latihan terbang kamikaze para
pilot Leonidas Squadron tidak didoktrin untuk menabrakkan diri ke
target musuh melainkan diupayakan segera melaksanakan bail out begitu
Fi-103 yang diterbangkan arah terbangnya sudah secara akurat menuju
sasaran musuh.

Dalam praktiknya, bail out dalam kecepatan tinggi itu sebenarnya
sulit dilakukan dan kemungkinannya kecil bagi pilot yang melompat untuk
berhasil selamat. Yang jelas apa yang diajarkan kepada para pilot
Leonidas Squadron memang berbeda dibandingkan dengan doktrin kamikaze
Jepang. Para pilot kamikaze Jepang secara spiritual meyakini kematiannya
sebagai tindakan heroik dan wujud kesetiaannya terhadap Kaisar
sedangkan bagi Nazi Jerman, misi kamikaze yang akan dilancarkan oleh
Leonidas Squadron sebagai tindakan sia-sia karena berakibat pada
berkurangnya jumlah pilot Luftwaffe secera drastis. Selain itu, misi
kamikaze yang hanya berdasar pada semangat fanatik plus psikopat dan
sama sekali tidak ada unsur spiritualnya jelas akan merupakan tindakan
konyol. Karena para pejabat Luftwaffe dan Hitler sendiri masih merasa
jatuh kasihan, para calon pilot kamikaze Leonidas Squadron akhirnya
tidak pernah dizinkan untuk terjun ke medan perang.

Skadron Kamikaze Baru

Ketika posisi Nazi Jerman betul-betul terdesak oleh kekuatan Sekutu
khususnya ribuan pesawat pengebom yang terus-menerus menyerang daratan
Jerman, semangat untuk membangkitkan serangan kamikaze muncul lagi.
Merasa ada kesempatan, Hajo Hermann yang dulu bersama
dua rekannya pernah membentuk Leonidas Squadron lalu menemui komandan
pilot buru sergap (Head of The Fighter Command) Luftwaffe, Marsekal
Adolf Galland. Di hadapan Marsekal Galland, Hajo Herman kemudian
memaparkan rencananya untuk membangun lagi skadron kamikaze. Tapi ide
Hajo Herman langsung ditolak mentah-mentah oleh Galland karena misi
kamikaze untuk menyergap pesawat pengebom Sekutu yang dikawal ketat
ratusan pesawat tempur akan sangat sulit dilakukan. Galland sendiri
meragukan kemampuan dan pemahaman Hajo Herman dalam teknis buru sergap
pesawat tempur mengingat pilot yang terkenal nekat itu lebih banyak
menerbangkan pesawat pengebom. Hajo Herman yang kecewa berat lalu
menemui komandan Luftwaffe Marsekal Herman Goering yang pernah menjadi
mentornya di unit pengebom Luftwaffe.
Sebelum Hajo Herman menghadap Galland dan Goering, dua petinggi
Luftwaffe ini sebenarnya bak musuh dalam selimut. Sebagai Marsekal yang
dibesarkan oleh unit pengebom Goering merasa dirugikan oleh dominasi
pesawat tempur yang berakibat pada dihentikannya produksi pesawat
pengebom. Sebaliknya produksi pesawat tempur terus ditingkatkan bahkan
para teknisi pesawat pengebom dipindahkan ke pabrik pemroduksi pesawat
tempur. Sekarang, ketika posisi Nazi Jerman makin terdesak, kesempatan
itu dimanfaatkan oleh Goering untuk menjatuhkan semua penyebab
kehancuran Luftwaffe kepada penanggung jawab komandan tertinggi pilot
tempur Luftwaffe. Dalam kondisi di ambang kehancuran itu Galland memang
tidak bisa berbuat banyak dan jika Hajo Hermann menemui Goering dengan
rencana membentuk skadron kamikaze, ada kemungkinan rencana itu akan
dikabulkan.

Sewaktu Hajo Herman mengajukan rencana tentang pembentukan skadron
kamikaze kepada Goering, orang ketiga di tubuh Nazi Jerman itu sangat
terperanjat karena pilot-pilot Lutfwaffe tidak pernah didoktrin untuk
melancarkan serangan bunuh diri. Selain itu ada faktor lain yang juga
makin membuat Goering pesimis karena infrastruktur Luftwaffe sudah lemah
dan pilot yang bersedia menjadi pilot kamikaze belum jelas. Ide pilot
kamikaze bahkan membuat perasaan Goering tidak enak karena cara kamikaze
itu seolah mencerminkan dirinya tidak memiliki strategi lain yang lebih
baik. Tapi ternyata tak ada pilihan lain bagi Goering yang pada awal
serbuan Sekutu di Normandia pernah membentuk Skadron Bunuh Diri. Untuk
menjawab ya atau tidak, Goering memutuskan hams menemui Hitler terlebih
dahulu. Marsekal Goering sebenarnya ragu karena Hitler pernah marah
besar pada Skadron Kamikaze FW-190 yang pernah dibentuknya.
Kali ini Hitler ternyata menyetujui dibentuknya skadron kamikaze.
Meskipun dengan perasaan berat hati dan pesimis apalcah bisa memperoleh
pilot yang mau melaksanakan misi kamikaze, Goering akhirnya memaksakan
diri untuk membentuk skadron bunuh diri. Goering pun mulai melaksanakan
seleksi terhadap calon pilot kamikaze yang minimal memiliki pengalaman
50 jam ter-bang. Pendaftaran untuk menerima sukarelawan kamikaze pun
dibuka tepatnya pada bulan Maret 1945. Di luar dugaan sukarelawan yang
mendaftar ternyata mencapai jumlah 2.000 orang. Jumlah ini sangat
mengagetkan Goering karena kini di hadapannya berdiri ribuan orang yang
siap memberikan nyawanya demi negeri Jerman yang sesungguhnya tidak
mungkin pilot andalan bagi 303rd Bombardment Group. Jika pesawat bomber
yang dipiloti oleh Werner berhasil dijatuhkan oleh kamikaze Nazi is akan
kehilangan anak buah dan sekaligus seorang keponakan.

Dengan jumlah calon pilot kamikaze yang mencapai angka ribuan Goering
pun meminta Luftwaffe agar menyiapkan sedikitnya 1.500 unit pesawat
tempur. Tapi jumlah seperti itu mustahil dipenuhi karena semua kekuatan
udara yang dimiliki oleh Luftwaffe di semua front tinggal 800 pesawat.
Itu pun dengan suku cadang dan bahan bakar yang kurang memadai. Akhirnya
hanya tersedia 180 pesawat bagi unit kamikaze dan rata-rata merupakan
pesawat tua yang selama ini tidak lagi dioperasikan oleh Luftwaffe Me
109G-10, G-14, dan K-4.

Untuk melindungi pesawat-pesawatnya kamikaze itu dikerahkan pesawat
tipe Me-262 dan FW-109 tapi jumlahnya sangat terbatas. Karena waktu
untuk melaksanakan misi kamikaze tinggal sedikit, 24 pilot Kamikaze
hanya menjalani latihan selama dua minggu dan selanjutnya diperintahkan
untuk segera menyerang pesawat-pesawat pengebom AS.

Serangan kamikaze

Sebelum para pilot kamikaze diperintahkan terbang, Goering memberi pesan agar misi mereka bukan murni kamikaze. Caranya
adalah terbang di ketinggian lalu menyergap bomber AS dari atas sambil
menghujani tembakan. Jika pesawat bomber yang disergap masih tetap
terbang selanjutnya pesawat penyergap diarahkan ke bomber dan menempel
sedekat mungkin pada posisi rear gun bomber. Lalu dengan menggunakan
baling-balingnya para pilot Nazi diperintahkan untuk memo-tong sayap
bomber yang sekaligus merupakan tempat mesin dan bahan bakar. Dalam
kondisi sayap terpotong, bomber AS dipastikan oleng dan jatuh.
Cara itu meskipun sulit dilakukan bisa memberi kesempatan pilot Nazi
untuk bail out jika pesawatnya turut mengalami kerusakan atau tertembak.
Sementara dua sasaran lain yang disarankan Goering untuk menjatuhkan
bomber AS adalah menggesek sayap ekor yang merupakan pengontrol
ketinggian dan penggerak utama rudder pesawat. Cara ini dianggap paling
aman kendati pesawat kamikaze Nazi mudah tertembak senapan mesin bomber.
Sedangkan cara ketiga adalah menghantamkan langsung pesawat ke kokpit
bomber dengan peluang untuk bail out sangat kecil. Cara ketiga bisa
dikatakan merupakan kamikaze murni karena baik pesawat bomber maupun
kamikaze Nazi akan sama-sama hancur lebur.
Kendati dalam kondisi makin terdesak dan waktu yang makin menipis
Goering masih sempat membentuk 3 Wing Kamikaze dengan jumlah pesawat Bf
109 sebanyak 60 unit. Pesawat jenis Bf 109 sengaja dipilih untuk
melancarkan serangan kamikaze ala Nazi itu karena selain memilild dua
senapan mesin khusus, fuselage dan bilah baling-balingnya terbuat dari
baja. Tiga Wing kamikaze yang dinamai Sonderkommando Elbe itu akan
bertugas menyergap konvoi bomber AS yang akan melaksanakan bombardemen
di atas Berlin. Komandan Sonderkommando Elbe, adalah Mayor Otto Koehnke
yang juga rekan akrab Goering sejak tahun 1940.

Koehnke pernah berjaya di front Rusia dengan keberhasilan
menghancurkan 12 kereta api logistik sehingga berhak menyandang Knight
Cross. Tapi Koehnke sempat mengalami kecelakaan serius sehingga
kehilangan salah satu kakinya dan dibebastugaskan sebagai pilot tempur.
Kini dengan salah satu kaki palsunya dan menyandang Knight Cross,
Koehnke kembali bertugas bukan untuk meraih prestasi melainkan untuk
menyerahkan nyawanya. Dengan melihat kenyataan bahwa komandan
Sonderkommando Elbe bukan lagi orang yang utuh tubuhnya, Goering
akhirnya mengambil alih komando.

Setelah melakukan persiapan termasuk memimpin briefing bagi para
pilot tentang misi terakhir yang akan dijalankan, perintah untuk
mencegat armada bomber AS pun tiba. Pada 7 April 1945 sebanyak 1.260
bomber (B-17 dan B-24 Liberator) AS yang dikawal 780 pesawat tempur
jenis Mustang dan Thunderbolt yang berpangkalan di front Eropa Barat
bergerak serentak untuk membombardir daratan Jerman. Konvoi ribuan
pesawat tempur AS pembawa maut itu diamati secara cermat oleh Goering
melalui radar. Ketika ribuan pesawat tempur AS itu mulai memasuki
wilayah Belanda dan untuk selanjutnya memasuki ruang udara Jerman,
Goering memerintahkan pilot-pilot kamikazenya untuk stand by.

Ketegangan dan kemasygulan pun menyelimuti wajah Goering karena
kekuatan pesawat-pesawat kamikazenya jauh dari memadai. Hanya tersedia
120 pesawat dengan bahan bakar pas-pasan dan sejumlah pilot bahkan
tampak kebingungan karena tak mendapatkan pesawat. Walaupun sudah
menjalani briefing, strategi dan organisasi tempur untuk menyergap
bomber-bomber AS belum jelas sehingga koordinasi dan komando di lapangan
turut kacau. Tapi meskipun dalam kondisi yang masih kacau dan kurang
koordinasi, tak ada pilihan lain bagi Goering untuk memberikan perintah
terbang bagi para pilot kamikaze ketika pesawat-pesawat AS mulai
memasuki ruang udara Jerman.
Tepat pukul 11.15 Goering menembakkan pistol suarnya sebagai tanda
dimulainya penyergapan terhadap pesawatpesawat bomber AS.
Pesawat-pesawat kamikaze Nazi Jerman yang dipimpin oleh Hajo Hermann dan
dikawal oleh 59 Me262 dan FW-109 pun melesat ke udara yang saat itu
sedang mendung sehingga menjadi penghalang yang serius bagi pilot-pilot
Nazi dalam menentukan sasarannya.

Ketika pesawat-pesawat kamikaze Nazi Jerman tengah berada di udara,
inasih ada jarak sekitar 100 km untuk bertemu dengan armada bomber dan
pesawat tempur AS. Semua pilot kamikaze Nazi memusatkan perhatiannya ke
cakrawala untuk mencari-cari datangnya armada bomber AS . Untuk memompa
semangat bagi para pilot yang hari itu kemungkinan besar akan kehilangan
nyawanya radio pesawat mengumandangkan lagu-lagu patriotik dan lagu
kebangsaan yang dinyanyikan oleh seorang biduanita.

Tapi pada kenyataannya untuk menemukan bomber AS yang jumlahnya
ribuan ternyata tak mudah. Sejumlah pilot yang kurang pengalaman bahkan
kehilangan navigasi, kehabisan bahan bakar dan terpaksa bail out.
Sejumlah pilot lain bahkan bertemu dengan armada Mustang dan ditembak
jatuh sebelum sempat beraksi. Kendati pesawat-pesawat tempur Nazi Jerman
bisa terbang lebih tinggi tapi jejak asap mesinnya (contrail) bisa
dideteksi pesawat-pesawat tempur AS sehingga mudah dijadikan sasaran
tembak. Dalam waktu dua menit dua Bf-109 berhasil ditembak jatuh Mustang
sehingga menimbulkan kepanikan bagi yang lainnya.

Namun kali ini para pilot tempur dan pengebom AS melihat teknik baru
saat pesawat-pesawat tempur Nazi Jerman menyerang. Ketika dua Bf-109
menyerang pengebom dan dikawal oleh Me-262 dan langsung dicegat oleh
Mustang terjadi pemandangan tak lazim Salah satu Bf-109 tiba-tiba
menghujamkan diri ke salah bomber AS tepat di salah satu sayapnya
disusul oleh pilot yang bail out. Bomber Liberator pun oleng dan terus
menukik menghujam ke tanah Melihat cara menyerang pesawat-pesawat tempur
Nazi Jerman yang nekat dan sulit dicegah itu, para pilot AS sadar bahwa
pilot-pilot Nazi Jerman sedang mempraktikkan cara bertempur di udara
yang baru.
Sementara bagi Mustang juga sulit untuk menembak karena bisa mengenai
teman sendiri. Salah satu korban serangan kamikaze Jerman adalah bomber
yang dipiloti oleh Kolonel John Herboth dari 389 Bomber Group. Saat itu
Bf-109 yang dipiloti Sersan Heinrich Rosner berhasil menggasak salah
satu sayap bomber Kolonel Herboth Dalam kondisi Liberator yang terbang
oleng, Herboth berusaha menstabilkan pesawatnya. Tapi gagal. Bomber
Herboth yang terjun bebas bahkan menghantam bomber lain yang dipiloti
oleh Letkol Kunkel hingga kemudian membuat keduanya meledak terbakar.
Sementara itu, Rosner ternyata berhasil bail out sambil menyaksikan dua
bomber yang menjadi korban kamikazenya meluncur jatuh menghujam tanah.
Lewat tengah hari (12.30) bentrokan antara pesawat-pesawat AS dan
kamikaze Nazi berlangsung makin seru. Pilot-pilot kamikaze yang
bertempur dengan rasa frustrasi karena menghadapi musuh yang terlalu
banyak juga makin menunjukkan kenekatannya. Satu lagi Bf-109 berhasil
menggasakkan diri ke Liberator sehingga langsung terbakar dan menukik
jatuh. Satu Bf-109 yang terus dihujani tembakan dari Liberator hingga
bodi pesawatnya penuh lubang bahkan berhasil mendekati Liberator lainnya
dan menggasakkan diri tepat di kokpit. Ledakan hebat disusul kokpit
yang menganga rontok mengakibatkan Liberator meledak terbakar dan
meluncur jatuh. Para pilot Liberator yang menyaksikan pesawat jatuh
masih berharap ada parasut mengembang dari rekan yang selamat.
Aksi nekat kamikaze Nazi Jerman diwarnai aksi dua rekan akrab yang
sama-sama bersepakat untuk menabrakkan diri pada satu bomber dan mati
bersama. Tapi salah satu pilot berhasil bail out dan mendarat selamat
meskipun terdapat 19 lubang peluru di parasut dan jaketnya. Kisah-kisah
heroik di tengah aksi nekat kamikaze Nazi Jerman terus saja berlangsung.
Tapi hingga menjelang sore hari dan seluruh pesawat bomber AS dan
pelindungnya akhirnya kembali lagi ke pangkalan, perlawanan kamikaze
Nazi ternyata tidak menimbulkan efek yang berarti. Dan 120 pilot
Rammkommando Elbe yang dikerahkan untuk melancarkan serangan kamikaze
hanya tersisa 15 pilot yang hidup. Sedangkan bomber AS yang berhasil
dijatuhkan hanya sekitar 13 unit. Jumlah yang sangat kecil mengingat
bomber yang dikerahkan mencapai ribuan unit. Namun demikian kendati aksi
kamikaze Nazi Jerman itu tidak mampu mengguncang kekuatan udara Sekutu
mereka tetap dikenang dan dihargai. Luftwaffe kemudian membuat monumen
khusus untuk mengenang para pilot muda yang gugur dan telah berbakti
kepada negaranya hingga tetes darah terakhir.

[You must be registered and logged in to see this link.]
Kembali Ke Atas Go down
 
Kamikaze Nazi Jerman
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Teka-teki harta karun Nazi di danau Toplitz
» Daftar Umur Rata-rata Peserta EURO 2012. Jerman Termuda, Rusia Tertua

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
FUN STATION Forum Friendship & Brotherhood :: Story,& History,Misteri , Figure, Fenomena :: Fakta & Sejarah (Non Fiksi Only)-
Navigasi: